Kamis, 28 Desember 2017

LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PREPARAT WHOUL MOUNT HEWAN
http://www.uinsgd.ac.id/_multimedia/photo/20120718/20120718120007_logo-uin.png
Nama : Nurillah Novia Hermaniawati
NIM : 1147020048
Semester/ Kelompok : II.B/ 1
Tanggal Praktikum : 12 Mei 2015
Tanggal Pengumpulan : 28 Mei 2015
Dosen : Drs. H. Momi Sahromi
Asisten : Rahmat Taufiq M.A., S.Si




JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015
I.                   PENDAHULUAN
1.1  Tujuan
·         Mengetahui cara pengawetan dengan teknik preparat whole mount hewan
·         Mengetahui morfologi dari Cimex rotundus
1.2  Dasar Teori
Serangga merupakan makhluk hidup yang menguasai bumi. Kurang lebih satu juta spesies yang telah dideskripsikan (dikenal dalam ilmu pengetahuan), dan diperkirakan ada 10 juta spesies serangga yang belum dideskripsi. Keberagaman yang tinggi dalam sifat-sifat morfologi, fisiologi dan perilaku dalam adaptasinya, dan demikian banyak jenis serangga yang terdapat dimuka bumi, banyak menyebabkan kajian ilmu pengetahuan, baik yang murni ataupun terapan menggunakan serangga sebagai model (Hala, 2007).
Serangga adalah kelompok utama dari hewan beruas (anthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang), karena itulah mereka disebut hexapoda. Serangga termasuk kedalam kelas insecta yang dibagi menjadi 29 ordo (Djuanda, 1980).
Insecta atau serangga merupakan anggota dari ordo arthropoda yang sangat banyak anggota spesiesnya. Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasiyang sangat tinggi. Fosil-fosilnya dapat dirunut hingga ke masa fosil raksasa primitiftelah ditemukan (Jasin, 1992).
Banyak anggota insecta yang dapat ditemukan disekitar kita misalnya lalat, kupu-kupu, kecoak, nyamul, jangkrik, semut dan belalang. Anggota insecta sangat beragam, tetapi memiliki ciri khusus, yaitu kakinya berjumlah enam buah, sehingga disebut juga Hexapoda (hexa=enam, podos=kaki). Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya (Soedarto, 2008).
Habitat serangga adalah didaratan dan air tawar. Tubuhnya dibedakan dengan jelas antara kepala, dada dan perut. Pada kepala terdapat satu pasang mata faset (matamajemuk) dan mata tunggal (oselus). Dan terdapat sepasang antena sebagai alat perabadan mulut. Mulut seranga berkembang menjadi beberapa tipe sesuai dengan caramakanya yaitu tipe mulut penguyah, penghisap, penusuk dan penjilat pada mulut terdapat rahang belakang (mandibula), rahang depan (maksila), bibir atas (labrum) dan bibir bawah (labium). Bagian dada terdiri dari atas tiga ruang yaitu protoraks,mesotoraks dan metatoraks. Pada setiap rusa terdapat sepasang kaki yang berusa. Umunya mempunyai sayap yang terletak pada segmen dada kedua (mesotorak) dan tiga (metatorak) (Jasin, 1992).
Tiga tahapan siklus hidup kutu busuk yaitu telur, nimpa dan dewasa. Metamorfosis tidak sempurna. Kutu busuk bertelur 1-5 butir sehari selama 2-10 bulan sampai seluruhnya diletakkan +200 telur.Telur berwarna putih dengan panjang 1 mm, Telur disimpan selama 2bulan per kelompok terdiri dari 10 hingga 50 telur. Telur-telur ini diletakkan pada kasur retak-retak pada tempat tidur, perabot, dinding dan langit langit rumah dll. Dalam waktu 3-14 hari pada suhu 23°C, telur akan menetas menjadi nimfa. Nimfa pertama akan berganti kulit menjadi nimfa ke-2, 3, demikian seterusnya sampai nimfa kemudian berganti kulit lagi menjadi instar terakhir. Banyaknya  pergantian kulit berbeda-beda tergantung jenis, makanan dan suhu. Nimpa terlihat seperti yang dewasa tetapi lebih kecil. Dari telur menetas kutu busuk kecil yang kemudian tumbuh menjadi kutu busuk dewasa, sambil mengalami beberapa kali  penukaran kulit (Dalil, 2009).
Perkembangan sempurna dari telur menjadi dewasa membutuhkan waktu 5 bulan  bahkan lebih, tergantung padatemperatur dan ketersediaannya makanan. Setiap kali akan mengalami penukaran kulit kutu busuk itu harus menghisap darah dulu. Kutu busuk dewasa bisa hidup selama 6 bulan- 1 tahun. Kutu busuk betina tahan hidup tanpa makan darah selama 1 tahun dan juga terhadap suhu rendah (0°C) untuk waktu yang lama (Sembel, 2009).
Zat warna yang dapat digunakan dalam membuat preparat ini antara lain hematoxilin, eosin, dan methylen blue. Pewarna hematoxilin dengan pelarut aquades sangat baik digunakan untuk mewarnai inti yang akan berwarna biru. Pewarna eosin dengan pelarut alcohol 70% sangat baik untuk mewarnai sitoplasma dengan warna merah, sedangkan methylen blue digunakan pada preparat sementara dengan cara meneteskan langsung ke jaringan kemudian diamati di bawah mikroskop yang mana methylen blue akan mewarnai butir-butir pada “mast cell” yang mewarnai dengan warna biru. Metode rentang juga dapat digunakan untuk tujuan sitologi dan histology serta juga dapat digunakan untuk tujuan sitokimiawi seperti penelitian phosphatase dan hyaluroidase (Handari, 1983).





II.                METODA PERCOBAAN
2.1  Alat Dan Bahan
No.
Alat
Jumlah
Bahan
Jumlah
1.
Pembakar spirtus
1 buah
KOH cair 10%
 5 ml
2.
Penjepit
1 buah
Emtelan  
3 tetes
3.
Jarum pentul
1 buah
Cimex rotumdatus
1 ekor
4.
Cover glass
1 buah
Alkohol 95%
3 tetes
5.
Objek glass
1 buah
Alkohol 70%
3 tetes
6.
Gelas kimia
1 buah
Alkohol 100%
3 tetes
7.


Xylol
3 tetes















2.2  Cara Kerja
 



-          Dimasukkan ke dalam KOH dingin
-          Didiamkan 24 jam
-          Dicuci dengan air
-          Ditekan  tubuhnya
-          Dimasukkan ke alkohol 70%
-          Diatur kaki dan tangan
-          Didiamkan 10 menit
-          Diganti dengan alkohol 95%
-          Didiamkan 10 menit
-          Diganti dengan alkohol 100%
-          Didiamkan 5 menit
-          Ditetesi xylol 3 tetes, diamkan 3 menit
-          Ditetesi emtelan 3 tetes
-          Ditutup dengan cover glass
-          Rounded Rectangle: HasilDibiarkan kering, diberi label dan nama








III.             HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1  Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Literatur
1
 
*        22
 
Text Box:   222    
Sumber : (Dokumentasi pribadi, 2015)
Perbesaran : 4’x10’

*       
 
*       
 
   
Sumber : ( Dokumentasi pribadi, 2015)
Perbesaran : 4’x10’

             https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL4Dv1YLrB1Xxx3yOWmd-Tngkmn3kFnM9o5aoKC8nFbhrznCZF34V0DlpcH2DR0Tb9MqNeoVTorrwU-ut103lJDCBIquI4S1qc_nlDH9ipMlXvXbcawhbiItKXKkhCdBg4Ilujt4q_LUMV/s1600/capture-20140714-142016.png
Sumber : (Natadisatra, 2005)








Keterangan :
1.      Antena
2.      Mata
3.      Toraks
4.      Tibia
5.      Abdomen





3.2  Pembahasan
Sebelum melakukan pengamatan, kami membuat terlebih dahulu preparat awetannya. Hal yang pertama kami lakukan adalah kami memasukan kutu busuk (Cimex rotundus) pada larutan KOH 10% yang berada pada gelas kimia, fungsi larutan KOH 10 % yang digunakan adalah agar dapat melarutkan / melepaskan pigmen dalam tubuh spesimen tersebut sehingga dapat lebih mudah diamati bagian-bagian dalamnya, kemudian disimpan selama 24 jam. Setelah itu, tekan seluruh badan agar pigmen cairan yang terdapat pada badan kutu busuk harus dikeluarkan tanpa merusak badannya, sehingga terlihat bagian dalam dari kutu busuk tersebut. Kemudian kami meletakan spesimen pada kaca objek yang telah diberi alkohol 70% selama ±10 menit, kemudian alkohol 95% selama ±10 menit. Fungsi dari alkohol 70 % dan alkohol 95 % adalah sebagai pembersih untuk spesimen. Setelah itu diberi alkohol 100% (absolute) selama ±5 menit untuk mengawetkan dan membersihkan perparat spesimen. Selanjutnya tetesi dengan xylol untuk menghilangkan zat-zat yang tertinggal pada kutu busuk. Setelah itu ditetesi emtelan dan tutup dengan cover glass tanpa menekannya dengan memiringkan cover dlass sebelumnya dan kemudian tempelkan pada sisa object glass yang lain, simpan ±7 hari, setelah itu preparat bias diamati. Spesimen yang diamati adalah Cimex rotundus.
Klasifikasi Cimex rotundus (Kutu Busuk) :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Classis             : Insecta
Ordo                : Hemiptera
Family             : Cimicidae
Genus              : Cimex
Spesies            : Cimex rotundus
Famili ini tidak bersayap, hanya tampak sisa sayap depan. Bentuk dewasa berbadan lonjong, pipih dorsoventral. Tubuh tertutup oleh rambut–rambut pendek. Panjang badan sekitar 4-5,5  mm dengan betina yang berukuran lebih besar dari yang jantan. Dua spesies dari family Cimicidae adalah Cimex lectularius yang banyak dijumpai di daerah subtropics dan Cimex hemipterus yang terdapat di daerah tropis. Gigitan Cimex menimbulkan bekas berwarna merah disertai rasa gatal didaerah gigitan. Falimi cimidae di sebut kutu busuk/ Bed bugs karena dapat mengeluarkan bau yang khas dan banyak terdapat pada celah-celah tempat tidur. Sepesies cimex di bagi menjadi dua berdasarkan habitatnya di antaranya (Natadisatra, 2005).
Morfologi cimex dewasa berukuran 4-5,5 mm. Bentuk badanya oval, pipih. Bersegmen terdiri atas kepala, thorak dan abdomen, berwarna kuning coklat pada larva dan merah pada imago. Cimex betina lebih sedikit besar dari pada cimex jantan dan tidak memiliki sayap. Hidupnya pada sela-sela paerabot rumah tangga seperti kursi, tempat tidur, juga terdapat pada sela-sela dinding rumah. Pada sarang wallet juga ada, hanya bentuk spesiesnya berbeda, pada kandang ayam juga ada kemungkinan merupakan habitatnya. Penyebaranya sangat luas banyak di daerah tropic. Cimex menghisap darah pada malam hari dan memiliki bau yang khas (busuk) bau tersebut berasl dari atau di keluarkan oleh Stink Gland (Prianto, 1995). 
Pada cimex di bagi menjadi tiga bagian yaitu bagian kepala, bagian torakx dan bagian abdomen yaitu (Natadisatra, 2005) :
1.      Bagian Kepala 
Pada bagian kepala terdapat sepasang antenna bersegmen empat buah, sepasang mata faset dan proboscis berbentuk penusuk dan penghisap, jika tidak di gunakan bisa dilipat ke bagian ventral. Terdiri atas segmen-segmen, terdapat alat-alat mandibula, maxilla, labial groove, labium, labrum epifaring, akar mandible dan maxilla.
2.      Bagian Thorax
Pada bagian thorax terdiri dari prosternum, mesosternum, metasternum, mesopleuron dan hemelktra. Terdapat tiga pasang kaki, terdiri atas coxa, trochanter, femur, tibia, tarsus, kuku. Thorax sagmen terahir terdapat stink glands yang bermuara pada coxa kaki terakhir. Stink glands adalah cirri khas bau kutu busuk. 
3.      Bagian abdomen
Pada bagian abdomen bentuknya pipih dan melebar. Cimex jantan dan betina dibedakan pada segmen paling ujung, pada cimex betina segmen nya berbentuk bilateral simetris (ada organ berlase) pada segmen ke-8 terdapat gonopoida, sedangkan pada jantan segmen abdomen terkhir (ke-9) asimetris, karena ada adeagus.




















IV.             KESIMPULAN
Dari hasil-hasil pengamatan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa  penggunaan larutan KOH 10 % dalam percobaan ini berfungsi sebagai bahan untuk  pelarut pigmen spesies yang akan diamati, sehingga pada saat pengamatan melalui mikroskop bagian-bagian dalam dari spesimen tersebut dapat teramati karena terlihat transparan. Jenis serangga yang diamati adalah Cimex rotundus yang memiliki pigmen yang  banyak dan berwarna kecoklatan, sehingga dengan penggunaan KOH dapat membantu  pengamatan tersebut. Cimex rotundus merupakan insecta berjenis arthropoda (hewan beruas) yang bagian-bagian tubuhnya dibagi menjadi caput (kepala), thorax (dada) dan abdomen (perut). Hewan ini memiliki 3 pasang kaki, 1 pasang antena, dan badannya beruas-ruas.

V.                 DAFTAR PUSTAKA
Dalil, S. 2009.  Infeksi Menular. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Djuhanda. 1980. Kehidupan dalam Setetes Air . Bandung.
Handari, S. 1983.  Metode Pewarnaan. Jakarta : Bhatara Karya Aksara.
Hala, Y. 2007. Dasar Biologi Umum II. Makassar : Alauddin Press.
Jasin, M. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya.
Natadisatra, D. 2005. Parasitologi kedokteran dituju dari orang tubuh yang di serang. Jakarta : EGC.
Prianto.1995. Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Gramedia pustaka utama.
Sembel, D. T. 2009.  Entomologi Kedokteran. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Soedarto. 2008.  Parasitologi Klinik . Surabaya : Airlangga University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar