LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PENGAWETAN TANAMAN BASAH

Nama : Nurillah Novia Hermaniawati
NIM : 1147020048
Semester/ Kelompok : II.B/ 1
Tanggal Praktikum : 03 Maret
2015
Tanggal Pengumpulan : 17 Maret 2015
Dosen : Drs. H. Momi Sahromi
Asisten : Rahmat Taufiq M.A., S.Si
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015
I.
PENDAHULUAN
1.1
Tujuan
Pada praktikum ini bertujuan untuk :
·
Mahasiswa
mampu membuat larutan pengawetan basah bagi tumbuhan.
·
Mahasiswa
mampu mengetahui fungsi dari larutan pengawetan yang digunakan.
·
Mahasiswa
mampu mengetahui manfaat pengawetan tumbuhan.
1.2
Dasar Teori
Keanekaragaman organisme tumbuhan adalah bermacam-macamnya
kehidupan tumbuhan. Sampai saat ini, dijelaskan oleh para ahli bahwa di muka
bumi ini terdapat jutaan jenis tumbuhan dimana semakin jeli pencermatan atau
semakin tinggi tumbuhan yang terdapat pada keanekaragaman tumbuhan ini maka
semakin timggi pula tingkat kerumitan struktur dan kompleks dari tumbuhan itu
sendiri. Kingdom plantae bersifat multiseluler, eukariotik, sel-sel jaringannya
mengalami spesialisasi, autotrof fotosintetik, embrio multiseluler berkembang
di dalam jaringan, gametofit multiselular dan sporofit yang bersifat diploid
(2n) di dalam gametofit pada pergiliran keturunan dengan generasi gametofit
yang bersifat haploid (n). Lebih dari 280.000 jenis tumbuhan hidup di dalam
ekosistem air (tawar dan laut), daratan dan pegunungan. Sebagian besar
merupakan tumbuhan yang tubuhnya telah dilengkapi dengan berkas pengangkut
termasuk tumbuhan berpembuluh dan sebagian kecil tubuhnya tidak dilengkapi
dengan berkas pengangkut adalah kelompok tumbuhan tidak berpembuluh (Waluyo,
2006) .
Tumbuhan
berdasarkan tingkat kerumitan organisasi tubuhnya digolongkan menjadi beberapa
divisi yaitu mulai yang paling rendah sampai yang paling tinggi mulai dari
Schyzophyta, Bryophita, Pterydophyta dan Spermatophyta. Dalam klasifikasi
terbaru yaitu (Cronquist, 1981) tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dibagi menjadi
dua divisi yang baru yaitu Pinophyta (dulu Gymnospermae) dan Magnoliophyta
(dulu Angiospermae). Tumbuhan alga termasuk ke dalam divisi Schyzophyta,
tumbuhan lumut ke dalam Bryophyta, tumbuhan paku-pakuan ke dalam Pterydophyta,
sedangkan tumbuhan berbiji terbuka termasuk ke dalam Pinophyta, tumbuhan
berbiji tertutup yang meliputi golongan tumbuhan dikotil dan monokotil termasuk
ke dalam divisi Magnoliophyta (Tim Dosen Pembina, 2012).
Tumbuhan tidak berpembuluh pada umumnya berukuran
kecil, strukturnya sederhana, berbentuk thalus. Sel yang menyusun tubuh telah
memperlihatkan diferensiasi yang jelas, dalam protoplasmanya tampak nyata.
Umumnya seluler tetapi juga ada yang uniseluler, hidup di daerah yang lembab
dan bereproduksi dengan menggunakan spora. Tumbuhan tidak berpembuluh dibagi
menjadi empat kelompok besar, yaitu:
1. Ganggang (alga)
Alga yang termasuk kelas ini memiliki inti yang sempurna artinya ada
selaput, sehingga alga biru dipisahkan dari kelas ini. Alga merupakan tumbuhan
talus yang hidup di air tawar atau laut dan tempat yang lembab. Dalam plastid
terdapat zat warna derifat klorofil. Selain itu ada zat warna lainnya berupa
fikosianin, fikoeretin, fukosianindan karotin. Ada empat macam filum yang
termasuk kelas ini yaitu alga merah (Rhodophyta), alga hijau (clorophyta), alga
keemasan (Chrysophita), alga coklat (phaeophyta) (Waluyo, 2006).
2. Fungi
Fungi merupakan kelompok organism eukariotik dan pada umunya multiseluler
(bersel banyak). Semua fungi memiliki tiga ciri, yaitu tidak memiliki jaringan
pembuluh, salah satu alat perkembangbiakannya adalah spora dan tidak mengandung
klorofil. Ada 5 filum dalam fungi, yaitu basidiomycetes, ascomycetes,
zigomycetes, deuteromycetes, dan chytridomycetes (Simbolon, 1989).
3. Liken
Organism ini adalah kumpulan fungi dan alga, tapi merupakan satu kesatuan.
Hidup secara autotrof. Liken hidup secara epifit. Alga yang menyusun liken
disebut godium. Liken berkembangbiak dengan cara vegetative. Karena
bagian-bagian talus terpisah, tumbuh sebagai individu baru (Syamsuri,2000).
4. Bryophyta (lumut)
Lumut merupakan tumbuhan kecil yang agak sederhana karena sudah memiliki
akar, batang, daun sederhana yang disebut rizoid .Pada devisi plantae Bryophyta
dibagi menjadi tiga kelas yaitu Hepaticiae, Musci, dan Anthocerophytaceae.
Tumbuhan Bryophyta merupakan jenis jenis tumbuhan yang pertama kali beradaptasi
di darat dan pada umumnya memiliki tempat hidup di daerah lembab dan basah.
Berdasarkan struktur tubuhnya, sebagian ahli menganggap tumbuhan lumut masih
berupa talus (antara akar, batang dan daun) belum dapat dibedakan secara jelas,
tapi sebagian akar, batang dan daun masih dapat dibedakan. Dapapt disimpulkan
bahwa tumbuhan lumut merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan thalus dan
kormus .Tumbuhan Bryophyta memiliki dinding sel yang tersusun atas selulosa,
terdapat gamatonium (organ pembentuk sel kelamin). Reproduksi Bryophyta
dilakukan dengan pergiliran keturunan. Pergiliran keturunan terjadi antara fase
gametofit (sebagai penghasil sel gamet) dan fase sporofit (sebagai penghasil
spora). Proses ini disebut metagenesis. Gametofit merupakan keturunan seksual,
sedangkan sporofit merupakan keturunan aseksual (Syamsuri, 2000).
Tumbuhan berpembuluh merupakan tumbuhan yang lebih sempurna daripada
tumbuhan tidak berpembuluh karena telah memiliki akar, batang, dan daun. Selain
itu, juga telah memiliki pembuluh yang merupakan jaringan pengangkut. Jaringan
pengangkut berupa dua pembuluh, yaitu xylem dan floem. Xylem berfungsi untuk
menyerap air dan garam mineral dari dalam tanah dan diangkut ke daun. Floem berfungsi
untuk mengangkut sari makanan hasil fotosintesis dan mengedarkan ke seluruh
tubuh tumbuhan. Tumbuhan berpembuluh ini terdiri atas dua kelompok, yaitu
tumbuhan paku (Pteridophyita) dan tumbuhan biji (Spermatophyta). Tumbuhan biji
dibagi lagi menjadi tumbuhan berbiji terbuka (Pinophyta) dan tumbuhan berbiji
tertutup (Magnoliophyta) (Dwidjoseputro, 1986).
II.
METODA PERCOBAAN
2.1
Alat dan Bahan
No
|
Alat
|
Jumlah
|
Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Botol jam
|
1 buah
|
Paku sarang burung kecil
|
1 pohon
|
2.
|
Gelas ukur
|
1 buah
|
Alkohol
|
|
3.
|
Gelas kimia 250 mL
|
1 buah
|
Aquades
|
|
4.
|
Kaca preparat
|
1 buah
|
|
|
5.
|
Benang
|
1 helai
|
|
|
2.2
Cara Kerja
![]() |
-
Disiapkan

![]() |
-
Diikat
pada kaca preparat dengan benang
-
Disiapkan
larutan alkohol
-
Dimasukkan
ke toples
-
Ditutup
-
Diamati
perubahannya
![]() |
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan
Pteridophyta sebelum diawetkan :
Hasil Pengamatan
|
Literatur
|
||||
![]() ![]() ![]()
Sumber : (Dokumentasi
pribadi, 2015)
|
![]()
Sumber : (Sastrapraja dan
Afriastini, 1979)
|
||||
|
|
||||
Keterangan :
1.
Daun
sporofil
2.
Daun
tropofil
|
|
Pembahasan
Pada percobaan kali ini yaitu awetan tumbuhan paku, yaitu paku
sarang burung dengan menggunakan larutan alkohol. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang telah memiliki kormus atau tumbuhan
yang sudah mempunyai akar, batang, dan daun sejati, juga telah memiliki
jaringan pengangkut xile dan floem yang terdapat pada daun, batang, dan
akarnya. Tumbuhan paku dapat hidup di atas tanah atau batu, menempel di kulit
pohon (epifit), di tepi sungai di tempat-temapt yang lembab (higrofit), hidup
di air (hidofit), atau di atas sampah atau sisa tumbuhan atau hewan (saprofit).
Sebagian besar tumbuhan paku mempunyai batang yang tumbuh di dalam tanah yang
disebut rizhoma. Daun mulai tumbuh dari rizhoma tersebut. Daun paku muda
ujungnya menggulung. Daun paku dewasa terdiri
atas daun fertile dan daun steril. Daun steril adalah daun yang tidak
ada bintil-bintil hitam di permukaan bawah daunnya. Daun ini disebut juga daun
mandul. Daun fertile adalah daun paku yang di permukaan bawah daunnya terdapat
bintil-bintil kehitaman. Daun ini disebut juga daun subur. Binti-bintil di
permukaan bawah daun adalah sekumpulan sporangium yang disebut sorus
(Dwidjoseputro, 1986).
Klasifikasi
paku sarang burung :
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Polypodiopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Aspleniaceae
Genus
: Asplenium
Species
: Asplenium sp (Sastrapraja dan Afriastini, 1979).
Tumbuhan paku mempunyai enthal tunggal, tersusun menyirip, warna
hijau; tepi bergerigi.Sori terdapat pada percabangan urat enthal yang pertama
dekat anaktulang enthal; indusia tipis seperti selaput. Terestrial, paku epifit
pada pohon tinggi, Tumbuh tersebar di seluruh kawasan yang diamati
mulai1.060-1.240 m dpl. Tumbuh epifit di batang pohon yang telahditebang sampai
di ranting pohon besar. Secara umum tumbuhan ini banyak ditemukan baik
di dataran rendah maupun daerah pegunungansampai ketinggian 2.500 m dpl.,
sering menumpang di batang pohon tinggi, dan menyukai daerah yang agak
lembab dan tahan terhadapsinar matahari langsung. Tanaman ini tersebar di
seluruh daerahtropis.Paku Sarang Burung atau nama saintifiknya (Sastrapraja dan
Afriastini ,1979).
Pada awetan
tumbuhan paku menggunakan larutan alkohol, penggunaan larutan termasuk ke dalam
awetan basah karena menggunakan bahan awetan alkohol dan perbandingan aquades. Persentasi
alkohol yaitu sebesar..., karena jika lebih dari itu dapat menyebabkan spesimen
menjadi rusak terutama pada organ-organnya. Pada proses awetan setelah disimpan
satu minggu ternyata mengalami perubahan warna pada tumbuhan paku yang awalnya
berwarna hijau menjadi berwarna kecoklatan. Hal ini disebabkan karena pada
spesimen tidak direndam terlebih dahulu dalam larutan asam sulfat, karena asam
sulfat dapat mempertahankan warna asli spesimen yang digunakan.
Awetan tumbuhan
paku menggunakan alkohol dikarenakan alkohol dapat menghambat terjadinya
pembusukan yang disebabkan oleh kuman pembusuk dari dalam/luar tubuh. Waktu
pembusukan untuk setiap jaringan/organ adalah berbeda tergantung pada
konsistensi dan kandungan unsur penyusun jaringan.
IV.
KESIMPULAN
1.
Larutan
awetan untuk tumbuhan paku menggunakan larutan campuran alkohol dengan aquades.
2.
Penggunaan
alkohol sebagai larutan awetan adalah agar pada spesimen yang digunakan tidak mudah
rusak atau hancur serta dapat membunuh kuman dan jamur.
3.
Awetan
dilakukan agar mengetahui secara praktis spesimen yang diamati.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Jakarta: Erlngga.
Sastrapradja,
S. dan J. J. Afriastini. 1979.Kerabat Paku-pakuan. Bogor:Herbarium Bogoriense
LIPI
Simbolon, Hubu. 1989. Biologi
Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Syamsuri. 2000. Biologi.
Jakarta: Erlangga.
Tim Dosen
Pembina.2 012. Petunjuk Praktikum Biologi
Dasar. Jember: Universitas Jember.
Waluyo, Joko.2006. Biologi Dasar. Jember : Universitas
Jember.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar