Kamis, 28 Desember 2017

LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PROTOPHYTA
http://www.uinsgd.ac.id/_multimedia/photo/20120718/20120718120007_logo-uin.png


Nama : Nurillah Novia Hermaniawati
NIM : 1147020048
Semester/ Kelompok : II.B/ 1
Tanggal Praktikum : 07 April 2015
Tanggal Pengumpulan : 14 April 2015
Dosen : Drs. H. Momi Sahromi
Asisten : Rahmat Taufiq M.A., S.Si

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015
PROTOPHYTA
I.                   PENDAHULUAN
1.1  Tujuan
·         Mahasiswa mampu membuat preparat pada kultur
·         Mahasiswa mampu mengamati jenis dan karakteristik dari protophyta
·         Mahsiswa mampu mengetahui berbagai jenis protophyta
1.2  Dasar Teori
Banyak spesies ganggang terdapat sebagai sel tunggal yang dapat berbetuk bola, batang, gada atau kumparan. Dapat bergerak atau tidak. Beberapa koloni merupakan agregasi (kumpulanaa) sel-sel tunggal identik yang saling melekat setelah pembelahan, yang lain-lain terdiri dari berbagai macam sel yang berfungsi khusus. Yang lain lagi multiselular dan merukuran besar serta rumit morfologinya. Algae, sebagaimana seperti protista eukariotik yang lain mengandung nukleus yang dibatasi membran.  Benda-benda yang ada di dalamnya adalah pati dan bulir-bulir pati, tetesan  minyak dan vakuola. Setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplas, yang dapat berbentuk pita atau seperti cakram-cakram diskrit sebagaimana yang terdapat dalam tumbuhan hijau. Di dalam matriks kloroflas terdapat gelembung-gelembung pipih bermembran yang dinamakan tilakoid. Membran tilakoid berisikan klorofil dan pigmen-pigmen pelengkap yang merupakan situs reaksi cahaya pada fotosintesis. Algae motil dilengkapi flagela yang dapat tunggal, berpasangan atau bergelombang di ujung anterior (depan) atau posterior (belakang) selnya. Struktur-struktur lain yang dapat dijumpai pada beberapa algae mencakup duri eksterior atau bonggol dan tungkai untuk melekatkan diri pada suetu benda (Pelczar dan Chan, 2006). 
Menurut Fritsch dalam Gupta (1981), alga mencakup semua organisme yang dapat melakukan fotosintesis kecuali lumut dan tumbuhan berpembuluh. Penampakan pigmen atau kloroplas dapat dijadikan dasar pengelompokan variasi alga kedalam kelasnya. Perbedaan warna chloroplas ada hubungannya dengan kondisi alami dan jumlah pigmen tambahan yang ada pada selain pigmen utama yaitu klorofil yang berwarna hijau. Alga merupakan tumbuhan yang hidup pada perairan laut. Alga berukuran besar tergolong dalam tiga division yakni Chlorophvta (alga hijau), Phaeophvta (alga coklat), Rhodophyta ( alga merah). Pigmen yang terdapat pada alga merah dapat diketahui melalui proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut aseton, metanol, petrolium eter dan dietil eter, kemudian dianalisis dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dan diserap dengan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukan bahwa pigmen yang terdapat pada alga merah K.alvarezii path umumnya adalah B-karoten, feofitin,violaxanthin dan klorofil (Sunadi, 2000).
Habitat alga adalah ditempat yang berair, misalnya air sungai, kolam, rawa,laut, tanah yang lembab, pohon dan sebagainya. Alga ditemukan disumber air panas, disalju daerah dan puncak gunung yang tinggi, bahkan diperairan yang mengandung boraks di lamongan juga ditemukan. Ganggang biru termasuk prokariotik, warnanya hijau kebiruan karena cukup dominansinya pigmn aden pikosianin. Cirri has yang lainya adalah lapisan glatinous yang membungkus talus. Talus ganggang ini ada yang berupa sel tunggal, koloni, dan filament. Ganggang uniseluler ada yang bergerak(motil) dengan bantuan bulu cambuk (flagel). Misalnya Chalamydomonas. Ganggang uniseluler yang tidak dapat bergerak misalnya Chlorella. Alga merupakan kelompok tumbuhan rendah terdapat dua tipe sel baik yang bersifat prokariotik maupun eukariotik. Pada sel prokariotik invaginasi membrane belum sempurna, oleh karena itu tidak dilengkapi organela. Dengan demikian sel tanpa dilengkapi plastida, mitokondria, inti, badan golgi, dan flagella. Hal ini berbeda dengan alga yang bersifat eukariotik, telah dilengkapi organela tersebut. Sel eukariotik dilindungi oleh dinding sel yang tersusun oleh polisakarida, sebagian dibentuk atau disekresi oleh badan golgi. Membran plasma (plasmalema) yang menyelubungi bagian sel (Sulitjiono, 2009).
Beberapa alga memiliki siklus hidup dengan pergiliran generasi multi seluler haploid dan diploid. Beragam siklus hidup telah berevolusi di antara alga coklat, alga merah, dan alga hijau multiseluler. Siklus yang paling kompleks meliputi pergiliran generasi (altenation of generations), pergiliran bentuk haploid multiseluler dan bentuk diploid multiseluler. (perhatikan bahwa kondisi haploid dan diploid bergantian dalam semua siklus hidup seksual – gamet manusia. Misalnya, adalah suatu tahap haploid- akan tetapi istilah pergiliran generasi hanya dipakai untuk siklus hidup yang meliputi tahapan haploid dan diploid yang keduanya adalahorganisme multiseluler). Individu diploid disebut saprofit karena saprofit menghasilkan sel reproduktif yang dusebut spora (zoospora). Individu haploid disebut gameterofit, yang dinamai menurut produksi gametnya. Pada kedua generasi saling bergantian – mereka bergiliran menghasilkan satu sama lain. Spora yang dilepaskan saprofit berkembang menjadi gameterofit, yang selanjutnya menghasilkan gamet. Penyatuan dua gamet (fertilisasi, atau singami) menghasilkan suatu zigot diploid, yang kan tumbuh menjadi suatu saprofit baru (Campbell, 2002).





II.                METODA PERCOBAAN
2.1  Alat Dan Bahan


No
Alat
Jumlah
Bahan
Jumlah
1.
Objek glass
1 buah
Kultur protophyta dari air kolam mesjid UIN
1-3 tetes
2.
Cover glass
1 buah


3.
Gelas kimia 100 ml
1 buah


4.
Pipet tetes
1 buah



2.2  Cara Kerja
Rounded Rectangle: Alat dan bahan 
 


-          Rounded Rectangle: HasilDisiapkan             
 


-          Diteteskan pada objek glass
-          Ditutup dengan cover glass
-          Diamati dibawah mikroskop




                 



III.             HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1  Hasil Pengamatan
Foto Pengamatan
Literatur
Keterangan
1.      Rivularia


Sumber : (Dokumentasi pribadi, 2015)
Perbesaran : 4’ x 10’




Sumber : (Ferdinand dan Ariwibowo, 2008).

a.       Membran plasma
2.      Volvox sp


Sumber : (dokumentasi pribadi, 2015)
Perbesaran : 4’ x 10’




Sumber : (Ferdinand dan Ariwibowo, 2008).

a.       Membran plasma
3.      Hydrodictyon sp

Sumber : (dokumentasi pribadi, 2015)
Perbesaran : 4’ x 10’



Sumber : (Ferdinand dan Ariwibowo, 2008).

a.       Membran plasma


1.      Rivularia









2.      Vplvox sp

3.      Hydrodictyon sp




3.2  Pembahasan
                  Klasifikasi Volvox sp :
Divisio          :    Chlorophyta
Kelas            :    Chlorophyceae
Ordo             :    Volvocales
Familia          :    Volvocaceae
Genus           :    Volvox
Spesies          :    Volvox  sp. (Prasetyo, 1967).
Volvox merupakan Chlorophyta yang berbentuk koloni dan bergerak. Volvox hidup di air tawar dan tiap sel mempunyai dua flagel dan stigma, bentuk koloni seperti bola dengan jumlah sel 500 - 50.000 buah. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi, sedangkan secara seksual dengan konjugasi. Alga ini hidupnya berkoloni senobium yang terdiri atas satu lapis sel. Sel-sel vegetatif dari senobium berflagel dua dan terbenam dalam lendir. Tiap sel dalam senobium dihubungkan melalui benang-benang sitoplasma yang halus (plasmodesmata). Reproduksi secara akseksual sel gonidia membelah berulang-ulang membentuk sel anakan. Senobium terletak menggatung di dalam koloni induk. Koloni senobium dengan adanya invaginnasi (pembalikan) melalui bagian porus. Protoplasma memperoleh membran sel dan flagel, kemudian koloni anakan dikeluarkan dari induknya. Secara seksual sel akan membentuk antheroid di dalam anteridium. Sel berbentuk seperti kumparan dan flagel tipe isokon. Sel dalam oogonia membesar dan kehilangan hubungan dengan protoplasma. Protoplasma menjadi bulat dan terbentuk oosper. Oogonium masak dan terjadi fertilisasi, antherezoid menembus koloni betina masuk ke dalam sel telur bagia dalam. Zigot yang terbentuk tidak langsung berkecambah tetapi mengalami waktu istirahat terlebih dahulu (Sulisetijono, 2009).
Klasifikasi Hydrodictyon sp :
Divisio          :    Chlorophyta
Kelas            :    Chlorophyceae
Ordo             :    Cholorococales
Familia          :    Hydrodictyaceae
Genus           :    Hydrodictyon
Spesies          :    Hydrodictyon sp. (Prasetyo, 1967).
Hydrodictyon merupakan Chlorophyta yang berbentuk koloni tak bergerak. Banyak terdapat di air tawar dan bentuk koloninya seperti jala. Berkembang biak secara aseksual dengan spora dan fragmentasi, sedangkan secara seksual dengan konjugasi (Sulisetijono, 2009).
Klasifikasi Rivularia :
Divisio : Chyanophyta
Class : Chyanophyceae
Ordo : Riullariales
Family : Rivullariaceae
Genus : Rivullaria
Spesies : Ripullaria sp . (Prasetyo, 1967).
Rivularia merupakan Chynobakteria yang berbentuk cambuk. Sel-sel pada bagian pangkal ganggang labih besar daripada sel-sel ujungnya. Sel pertama pada pangkal benang merupakan heterokista yang berfungsi sebagai alat pembiakan (Ferdinand dan Ariwibowo, 2008).



IV.             KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa didapatkan 3 jenis protophyta pada percobaan ini yaitu, volvox sp, Rivularia dan Hydroctyon sp. Volvox merupakan Chlorophyta yang berbentuk koloni dan bergerak. Volvox hidup di air tawar dan tiap sel mempunyai dua flagel dan stigma, bentuk koloni seperti bola. Hydrodictyon merupakan Chlorophyta yang berbentuk koloni tak bergerak. Rivularia merupakan Chynobakteria yang berbentuk cambuk



DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A, J.B.Reece & L.G. Mitchell. 2002. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Ferdinand dan Ariwibowo.  2008. Biologi. Jakarta : PT Grafindo Media Pratama.
Pelczar dan Chan. 2006. Dasar-dasar Mikroteknik. Jakarta : UI Press.
Prasetyo. 1967. Beberapa Genus Alga Air Tawar Sistematika dan Deskripsi. Malang: FMIPA IKIP MALANG.
Sulisetijono. 2009. Bahan Serahan Alga. Malang: UIN Press.
Sunandi. 2000. Analisis Pigmen Alga. Riau: UIN Press.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar