Kamis, 28 Desember 2017

LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PENGAWETAN HEWAN BASAH
http://www.uinsgd.ac.id/_multimedia/photo/20120718/20120718120007_logo-uin.png

Nama : Nurillah Novia Hermaniawati
NIM : 1147020048
Semester/ Kelompok : II.B/ 1
Tanggal Praktikum : 10  Maret 2015
Tanggal Pengumpulan : 17 Maret 2015
Dosen : Drs. H. Momi Sahromi
Asisten : Rahmat Taufiq M.A., S.Si

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015
I.                   PENDAHULUAN
1.1         Tujuan
* Mahasiswa mampu membuat larutan pengawetan basah bagi hewan.
* Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dari larutan pengawetan yang digunakan.
* Mahasiswa mampu mengetahui manfat pengawetan hewan.
2.1 Dasar Teori
Kata insekta, berasal dari bahasa latin,insecti yang berarti serangga. Insekta termasuk salah satu anggota dari filium Arthropoda. Banyak anggota insekta yang dapat ditemukan disekitar kita misalnya lalat, kupu- kupu, kecoak, jangkrik, semut, nyamuk dan belalang. Anggota insekta sangat beragam, tetapi memiliki cirri khusus,yaitu kakinya berjumlah enam buah,sehingga disebut juga hexapoda ( hexa = enam, podos = kaki ). Tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, dada, dan perut. Insekta merupakan satu-satunya invertebrata yang dapat terbang, dengan ukuran tubuh yang beragam. Dengan habitat yang sangat luas insekta mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Peranan yang menguntungkan antara lain: penyerbukan tanaman oleh lebah atau insekta lain, tetapi ada juga yang merugikan misalnya: wereng coklat menyerang hektaran tanaman padi (Hadi, 2009).
Insekta memiliki beberapa ciri antara lain:
1. Tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kaput(kepala), toraks (dada), dan abodemen (perut).
2. Memiliki sepasang kaki pada setiap segmen toraks, sehingga jumlah kakinya tiga pasang dan berfungsi untuk berjalan .
3. Kebanyakan insekta memiliki sayap pada segmen kedua dan segmen ketiga di daerah dada, pada jenis lain sayapnya tereduksi bahkan ada yang tidak memiliki sayap.
4. Makanan insekta ada yang berupa sisa organisme lain, ada yang hidup sebagai parasit dalam tubuh (tumbuhan, hewan bahkan manusia), serta bersimbiosis dengan organisme lain.
5. Alat pernapasan insekta berupa trakea.
6. Alat ekresi berupa tubulus malpighi yang terletak melekat pada bagian posterior saluran pencernaan .
7. Sistem sirkulasinya terbuka.
8. Organ kelamin insekta berumah dua artinya insekta jantan dan insekta betina terpisah, alat kelaminnya terletak pada segmen terakhir dari abodemen .
9. Fertilasi terjadi secara internal.
10. Insekta mengalami ekdisis pada tahap tertentu selama perkembangan hidupnya (Hadi, 2009)
Insekta memiliki struktur tubuh sebagai berikut (Nawangsari, 1973):
1. Kepala (caput)
Pada kepala insekta terdapat sepasang antena, sepasang mata majemuk (mata facet),kadang-kadang ditemukan juga mata tunggal (ocellus), dan mulut.Sedangkan mulut tersusun dari sepang mandibula,tiga pasang maksila, bibir, atas (labrum), bibir bawah (labium) yang berbeda-beda tergantung dari bentuk mulutnya, serta organ perasa (palpus). Bentuk kepala insekta dapat dibedakan berdasarkan bentuk mulut dan makanan yang dimakannya.
2. Dada (toraks)
Dada terdiri dari tiga segmen atau ruas yang terlihat jelas, yaitu dari depan prothoraks, mesothoraks, dan metathoraks dan pada setiap segmen terdapat sepasang kaki, sayapnya terdapat mesothoraks dan metathoraks. Pada insekta yang bersayap sepasang, sayap belakangnya mereduksi, mengecil dan disebut halter yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.Tubuh insekta diperkuat dengan rangka luar atau eksoskelet dari chitine.
Susunan kaki pada insekta terdiri-dari ruas-ruas yaitu :
a. Panggul (coxa)
b. Gelang paha (trokanter)
c. Paha (femur)
d. Ruas betis (tibia)
e. Ruas-ruas kaki (tarsus)
3. Perut (abdomen)
Pada perut insekta ada sebelas segmen, pada stadium embrio segmen ditemukan lengkap,tetapi pada bentuk dewasa segmen dibagian poeterior menjadi alat reproduksi. Abdomen dalam bentuk dewasa tidak berkaki tetapi pada stadium larva mempunyai kaki. Pada abdomen terdapat spirakel,yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Anatomi internal terdiri beberapa sistem organ yang kompleks, yaitu sistem pencernaan,system pernapasan,system sirkulasi,system pengeluaran zat, dan sistem saraf (Nawangsari, 1973).




II.                METODA PERCOBAAN
2.1    Alat dan Bahan
No
Alat
Jumlah
Bahan
Jumlah
1.
Botol jam
1 buah
Capung
1 ekor
2.
Gelas ukur
1 buah
Formalin
14,4 mL
3.
Gelas kimia 250 Ml
1 buah
Aquades
345, 6 mL
4.
Kaca preparat
1 buah


5.
Benang
1 helai


6.
Jarum
1 buah



2.2    Cara Kerja
 




-          Rounded Rectangle: CapungDisiapkan

 


-          Ditusuk dengan jarum
-          Diikat pada kaca preparat dengan benang
-          Disiapkan larutan formalin
-          Dimasukkan ke toples
-          Ditutup
-          Diamati
Rounded Rectangle: Hasil
 






III.             HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Literatur

https://scontent-sin.xx.fbcdn.net/hphotos-xap1/v/t1.0-9/10649565_946488378724799_8810476612343491723_n.jpg?oh=0367058c4f3dd72a9a84cf952db7bff6&oe=557F2081
Sumber : ( Dokumentasi pribadi, 2015)










Sumber : (Yulia dan Sigit, 2007)
Keterangan :
1.      Sayap
2.      Kepala
3.      Toraks



            Capung merupakan serangga yang hidupnya selalu dekat dengan air. Adapun morfologi dari capung yaitu, Capung memiliki mata yang mampu melihat ke segala arah dengan dilengkapi mata majemuk, tiga oseli dan bulu pendek menyerupai antena serta tipe mulut mandibulata. Toraks relatif kecil dan kompak (protoraks dan dua ruas toraks lainnya berukuran kecil) dan pada permukaan dorsal terdapat pterotoraks yang berada di antara pronotum dan dasar sayap yang terbentuk oleh sklerit-sklerit pleura. Capung memiliki tungkai relatif pendek yang merupakan bentuk adaptasi untuk hinggap, menangkap dan menahan mangsa. Tungkai terdiri dari trokanter dan femur kuat; tibia yang ramping tanpa taji dan tiga ruas tarsi. Pada tibia capung famili Corduliidae dan Cordulegastridae terdapat beberapa duri. Keempat sayap Odonata memanjang dan terdapat banyak venasi. Ukuran panjang sayap capung dewasa berkisar antara 2 cm sampai 15 cm bahkan bisa mencapai 17 cm. Abdomen berbentuk memanjang agak silindris, terdiri dari beberapa ruas, meruncing ke ujung. Abdomen Odonata mempunyai sepuluh ruas yang bersifat fleksibel. Ruas pertama sampai kedelapan terdapat spirakel sebagai alat bantu pernafasan bagi capung. Ukuran abdomen pada ruas pertama, kedua, kedelapan, dan kesepuluh lebih pendek daripada ruas lain (Yulia dan Sigit, 2007).
Adapun klasifikasi dari capung adalah :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Neuroptera
Familia : Aeschnidae
Genus : Anax
Spesies : Anax imperator
            Hewan yang diawetkan adalah capung dengan menggunakan larutan campuran formalin dengan aquades. Metoda awetan adalah awetan basah dengan memasukan spesimen pada botol jam yang telah berisi larutan awetan berupa formalin. Kegunaan formalin ini adalah untuk membunuh kuman beserta jamur agar spesimen tidak mudah hancur. Formalin juga dapat membuat spesimen menjadi kaku dan organ-organ tetap utuh karena spesimen di tusuk terlebih dahulu dengan jaryn supaya larutan menyerap kedalam tubuh. Presentasi formalin haruslah sesuai, jika penggunaan larutan formalin berlebih akan menyebabkan spesimen menjadi hancur ketika dalam proses pengawetan. Sehingga spesimen yang diawetkan tidak tahan lama dikarenakan kelebihan larutan formali.
IV.             KESIMPULAN
1.      Pada awetan ini menggunakan larutan campuran formalin dan air dengan perbandingan 14,4 mL : 345,6 mL.
2.      Formalin dapat membantu menghambat terjadinya pembusukan yang disebabkan oleh kuman pembusuk dari dalam/luar tubuh.
3.      Awetan dilakukan untuk menambah keahlian.





               DAFTAR PUSTAKA
Hadi,Mochmad. 2009. Biologi Isecta Entomologi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Nawangsari. 1973. Zoologi Umum.  Jakarta : Erlangga.
Yulia dan sigit. 2007. Hewan Pemecah Rekor. Jakarta : PT Agromedia Pusaka.





      



Tidak ada komentar:

Posting Komentar