Kamis, 28 Desember 2017

LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PENGENALAN MIKROSKOP
http://www.uinsgd.ac.id/_multimedia/photo/20120718/20120718120007_logo-uin.png
Nama : Nurillah Novia Hermaniawati
NIM : 1147020048
Semester/ Kelompok : II.B/ 1
Tanggal Praktikum : 17 Februari 2015
Tanggal Pengumpulan : 24 Februari 2015
Dosen : Drs. H. Momi Sahromi
Asisten : Rahmat Taufiq M.A., S.Si

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015



PENGENALAN MIKROSKOP
I.                   Pendahuluan
1.1  Tujuan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengenali bagian-bagian mikroskop dan memahami mikroskop serta terampil dlam menggunakan mikroskop.
1.2  Dasar Teori
Panca indera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas. Oleh karena itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat bantu. Salah satu alat bantu yang sering dipakai dalam pengamatan, terutama dalam bidang biologi adalah Mikroskop (Winatasasmita, 1986).
 Mikroskop (bahasa Yunanimicros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Dalam perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemuan mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi (Pramesti, 2000).
Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah Antonie Van Leeuwenhock (1632-1723) . Tahun 1675 Antonie membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga ia bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang menggenang dan air jambangan bunga, juga dari air laut dan bahan pengorekan gigi (Purba, 1999).
Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut gagang putar (Volk dan Wheeler, 1984). Mikroskop merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengamati benda yang berukuran kecil dan tipis dengan bantuan cahaya. Mikroskop terdiri dari bagian–bagian, dimana  masing–masing bagian tersebut mempunyai fungsi–fungsi tersendiri yaitu lensa okuler berfungsi memperbesar bayangan preparat yang dihasilkan oleh lensa obyek, makrometer berfungsi mengatur jarak fokus dari lensa obyektif kepreparat secara kasar, mikrometer berfungsi mengatur jarak fokus dari lensa obyektif kepreparat secara halus, tabung lensa berfungsi sebagai tempat terjadinya proses pembesaran bayangan antara lensa okuler dengan lensa obyektif, lengan mikroskop berfungsi untuk mengangkat atau memindahkan mikroskop, revolver berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan lensa obyektif, lensa obyektif berfungsi untuk memperbesar semu preparat yang diamati, panggung berfungsi meletakkan kaca sediaan untuk mengatur cahaya yang masuk pada lensa, penjepit berfungsi untuk menahan kaca sediaan (tempat preparat agar tidak bergeser), kondensor berfungsi untuk memfokuskan cahaya agar tepat pada benda yang diamati, diafragma berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang datang dari bawah, cermin berfungsi menangkap sinar utama, sekrup lensa kondensor berfungsi mengatur jarak dari diafragma ke lensa obyektif untuk mendapatkan gambar yang baik, kaki / dasar berfungsi untuk tempat berdirinya mikroskop. (Gabriel, 1996).
Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut gagang putar. Setiap lensa objektif dapat diputar ke tempat yang sesuai dengan perbesaran yang diinginkan. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas lensa okuler. Bayangan nyata tadi diperbesar oleh okuler  untuk menghasilkan bayangan maya yang kita lihat. Kebanyakkan mikroskop laboratorium dilengkapi dengan tiga lensa objektif : lensa 16 mm, berkekuatan rendah (10 X); lensa 4 mm, berkekuatan kering tinggi (40-45X); dan lensa celup minyak 1,8 mm (97-100X). Objektif celup minyak memberikan perbesaran tertinggi dari ketiganya. Lensa okuler terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat dengan mata. Lensa okuler biasanya mempunyai perbesaran: 5X, 10X, 12,5X dan 15X. Lensa okuler terdiri dari lensa plankonveks yaitu lensa kolektif dan lensa mata (Volk dan Wheeler, 1988).
Perkembangan instrumen yang berkemampuan melebihi indra manusia berjalanseiring kemajuan sains. Penemuan dan penelitian awal tenteng sel menjadi maju berkat penciptaan mikroskop pada tahun 1590 dan peningkatan mutu alat tersebut selamatahun 1600-an. Dua parameter penting dalam mikroskopi (teknik-teknik penggunaanmikroskop) adalah perbesaran dan daya resolusi (atau resolusi saja) atau daya urai. Perbesaran (magnification) adalah perbandingan ukuran citra objek dengan ukuransebenarnya. Resolusi  adalah ukuran kejelasan citra; yaitu jarak minimum yang dapatmemisahkan dua titik sehingga masih bisa dibedakan sebagai dua titik. Parameterterpenting ketiga adalah kontras, yang mempertajam perbedaan dalam bagian-bagiandari sampel (Campbell, 2000).
II.                Metode  Percobaan
2.1  Alat Dan Bahan
Adapun alat yang digunkan dalam percobaan ini diantaranya mikroskop cahaya monokuler (satu), mikroskop cahaya binokuler (satu), kaca benda (satu), kaca penutup (satu), pinset (satu), dan pipet tetes (satu).
2.2  Cara Kerja
Langkah pertama dalam percobaan ini adalah enyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian mengamati mikroskop dengan bagian-bagiannya. Setelah itu menggambar hasil pengamatan beserta keterangan yang terdapat dalam mikroskop. Dan mengamati hasil pengamatan dengan seksama.
III.             Hasil Pengamatan
Sejarah ditemukannya mikroskop sejalan dengan penelitian terhadap mikrobiologi. Yang memasuki masa keemasan saat berhasil mengamati jasad renik. Pada tahun 1664 Robert Hooke, menggambarkan struktur reproduksi dari moulds, tetapi orang pertama yang dapat melihat mikroorganisme adalah seorang pembuat mikroskop amatir berkebangsaan Jerman yaitu Antoni Van Leeuwenhoek (1632- 1723), menggunakan mikroskop dengan konstruksi yang sederhana. Dengan mikroskop tersebut dia dapat melihat organisme sekecil mikroorganisme (Kusnadi, 2003).
            Mikroskop yang biasa digunakan dalam laboratorium biologi adalah mikroskop monokuler (latin : mono = satu, oculus = mata). Kebanyakan objek yang akan diamati dengan menggunakan mikroskop monokuler ini harus memiliki ukuran yang kecil atau tipis sehingga dapat ditembus cahaya. Bentuk dan susunan objek tersebut dapat dibedakan karena beberapa bagian objek itu lebih banyak menyerap cahaya dari pada bagian-bagian yang lain. Mikroskop membuat benda-benda kecil kelihatan lebih besar dari pada wujud sebenarnya, hal ini disebut perbesaran. Mikroskop juga dapat membuat kita melihat pola-pola terperinci yang tidak tampak oleh mata telanjang, hal ini disebut penguraian (Goldsten, 2004).

Jenis-Jenis Mikroskop :
Ada lima jenis mikroskop, yaitu mikroskop cahaya (light microscope), mikroskop lapangan gelap (dark field microscope), mikroskop fluoresen (fluorescence microscope), mikroskop fase kontras (contranst phase microscope), mikroskop elektron (elektrone microscope).
1.         Mikroskop Cahaya (light microscope)
Memiliki dua jenis lensa yaitu obyektif dan okuler, sistem kerjanya dibantu dengan cara pantulan cahaya yang menembus obyek yang diamati dan mampu memperbesar bayangan obyek hingga 1000 X”. Mikroskop cahaya merupakan mikroskop yang mempunyai bagian-bagian yang terdiri dari alat-alat yang bersifat optik, berguna untuk mengamati benda-benda atau preparat yang transparan. Variasi dari mikroskop cahaya ialah mikroskop ultraviolet. Karena cahaya ultraviolet tak dapat dilihat oleh mata manusia, maka bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya.

2.         Mikroskop Lapangan Gelap
Mikroskop ini dilengkapi dengan suatu kondensor yang memungkinkan tidak adanya intensitas cahaya  yang kuat, sehingga lapangan penglihatan kurang begitu terang (relatif gelap). Kegunaannya : untuk melihat gerakan-gerakan bakteri khususnya Treponema pallidum. Treponema pallidum memiliki gerakan yang khas, sehingga dapat dibedakan dari spesies Treponema yang lain. Mikroskop jenis ini juga dapat digunakan pada hal-hal yang berkaitan dengan rapid diagnosis dari penyakit kholera.

3.    Mikroskop Fluoresen (Fluorescence Microscope)
Mikroskop ini dilengkapi dengan UV light (sinar ultra violet). Kegunaannya: untuk mendeteksi agen etiologik (Ag) atau respon imun (Ab) pada spesimen penderita penyakit infeksi yang dicurigai. Mikroskop ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau Antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan tubuh makhluk hidup.

4.    Mikroskop Fase Kontras (Contranst phase Microscope)
Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam kadaan alami nya. Namun, fragma benda hidup yang mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) dapat ditembus cahaya, sehingga masing-masing tincram tak teramati. Kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop fase kontras. Prinsip alat ini sangat rumit.

5.    Mikroskop Elektron
Adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan peambesaran obyek sampai duajuta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro maknetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.
Macam –macam mikroskop elektron:
      Mikroskop transmisi elektron (TEM)
      Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)
      Mikroskop pemindai elektron
      Mikroskop pemindai lingkungan electron (ESEM)
      Mikroskop refleksi elektron (REM)
      Mikroskop Ultraviolet.
Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena cahaaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra violet untuk pecahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa. Karena cahaya ultra violet tak dapat di;lihat oleh nata manusia, bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya9photografi Plate). Mikroskop ini menggunakan lensa kuasa, dan mikroskop ini terlalu rumit serta mahal untuk dalam pekerjaan sehari-hari (Volk dan Wheeler, 1988).

Bagian-bagian Mikroskop :

1. Lensa Obyektif, Lensa ini berada dekat pada objek yang diamati atau lensa yang berhadapan dengan obyek atau specimen. Berfungsi sebagai pembentuk bayangan pertama yang mempunyai nilai apertura (daya pisah terhadap dua benda yang berdekatan sebagai obyek yang terpisah). Yang dilihat lensa ini membentuk bayangan nyata, terbalik, diperbesar. Dimana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.Pembesaran obyektif adalah 4x, 10x, 40x dan 100x (pembesaran oil immersi).
2. Lensa Okuler. lensa okuler adalah lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif. Lensa yang terletak diatas tabung dan terhubung dengan mata pengamat. Pembesaran okuler antara 4 – 25 kali.
3. Kondensor, adalah lensa yang berfungsi guna mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal. Merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk dalam mikroskop.
4. Tabung Mikroskop (tubus). Tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler. 
5. Makrometer (pengatur kasar). Makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat. Untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat. 
6. Mikrometer (pengatur lambat). Pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat sehingga diperoleh bayangan benda yang tepat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer 
7. Revolver (pemutar). berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara  memutarnya.
8. Reflektor. terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya. 
9. Diafragma. Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk. 
10. Kondensor, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan dinaik turunkan.
11. Meja Mikroskop (stage). Berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan diamati.
12. Penjepit kaca. Penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.
13. Lengan Mikroskop. Berfungsi berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop dan tempat menempel meja benda.
14. Kaki Mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
15. Sendi Inklinasi (pengatur sudut). Berfungsi untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.
16. Cermin atau lampu sumber cahaya. Pada mikroskop model lama terdapat cermin yang mempunyai 2 muka. Muka yang satu berupa cermin cekung digunakan untuk memantulkan berkas cermin cahaya yang tidak sejajar dan satunya berupa cermin datar digunakan untuk memantulkan berkas sinar cahaya yang sejajar.
17. Filter, Filter cahaya yang tersedia hanya filter biru. Filter yang lain hanya diperlukan untuk fotomikrograf yang tidak akan diuraikan lagi (Mescher, 2010).

Pemeliharaan Mikroskop :
1.      Mikroskop harus selalu dalam keadaan bersih dan bebas debu.
2.      Jika selesai dipakai, lensa 10 X dan 40 X serta lensa okuler dibersihkan dengan tissue pembersih lensa.
3.      Jika menggunakan lensa 100 X (oil emersi) bersihkan dengan menggunakan xilol.
4.      Jika tidak dipergunakan mikroskop disimpan dalam lemari mikroskop dan ditutup dengan kain
5.      Pada saat mengangkat mikroskop hendaknya digunakan kedua tangan, satu tangan memegang lengan mikroskop dan tangan yang lain untuk menyangga bagian dasar mikroskop.
6.      Pada pemakaian mikroskop dipilih posisi yang nyaman dan perlu dipertimbangkan faktor-faktor kemungkinan terjadinya getaran, intensitas cahaya yang datang, ketinggian meja harus sesuai dengan pekerja (Kusnada, 2003).

IV.             Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari percobaan bahwa mikroskop terbagi menjadi dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:
1.    Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler.
2.    Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.

V.                Daftar Pustaka
Campbell., N.A. 2000. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Gabriel, F.J. 1996. Fisika Kedokteran. Bali : Departemen Pendidikan Universitas
Udayana Bali.
Goldsten. 2004. Microscope. Jakarta : Pustaka Wijaya.
Kusnadi. 2003. Biologi SMA. Bandung : Yudhistira
Kusnada. 2003. Mikrobiologi. Bandung : Jica.
Mescher, Anthony L. 2010. Junqueira's Basic Histology Text and Atlas, Twelfth Edition.      Indiana : The McGraw-Hill Companies, Inc.
Pramesti., H.T. 2000. Mikroskop Dan Sel. Banjarbaru : FK UNLAM.
Purba., M. 1999. Kimia. Jakarta : Erlangga.
Volk dan Wheeler. 1984. Mikrobiologi dasar. Jakarta : Erlangga.
Volk dan Wheeler. 1988. Mikrobiologi dasar. Jakarta : Erlangga.

Winatasasmita, D. 1986. Fisiologi Hewan Dan Tumbuhan. Jakarta : UI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar