LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PENGENALAN MIKROSKOP

Nama : Nurillah Novia Hermaniawati
NIM : 1147020048
Semester/ Kelompok : II.B/ 1
Tanggal Praktikum : 17 Februari 2015
Tanggal Pengumpulan : 24 Februari 2015
Dosen : Drs. H. Momi Sahromi
Asisten : Rahmat Taufiq M.A., S.Si
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015
PENGENALAN MIKROSKOP
I.
Pendahuluan
1.1
Tujuan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengenali bagian-bagian
mikroskop dan memahami mikroskop serta terampil dlam menggunakan mikroskop.
1.2
Dasar Teori
Panca indera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas. Oleh
karena itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati hanya
dapat diperiksa dengan menggunakan alat bantu. Salah satu alat bantu yang
sering dipakai dalam pengamatan, terutama dalam bidang biologi adalah
Mikroskop (Winatasasmita,
1986).
Mikroskop (bahasa Yunani: micros =
kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat
objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat
ini disebut mikroskopi, dan kata
mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Dalam
perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme hidup yang berukuran
sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop
memberikan kontribusi penting dalam penemuan mikroorganisme dan perkembangan
sejarah mikrobiologi (Pramesti,
2000).
Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah Antonie Van
Leeuwenhock (1632-1723) . Tahun 1675 Antonie membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup
baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga ia bisa mengamati
mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang menggenang dan air jambangan
bunga, juga dari air laut dan bahan pengorekan gigi (Purba, 1999).
Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang
terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata)
dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang
untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda
berputar, yang disebut gagang putar (Volk dan Wheeler, 1984). Mikroskop merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengamati
benda yang berukuran kecil dan tipis dengan bantuan cahaya. Mikroskop terdiri
dari bagian–bagian, dimana masing–masing bagian tersebut mempunyai
fungsi–fungsi tersendiri yaitu lensa okuler berfungsi memperbesar bayangan
preparat yang dihasilkan oleh lensa obyek, makrometer berfungsi mengatur jarak
fokus dari lensa obyektif kepreparat secara kasar, mikrometer berfungsi
mengatur jarak fokus dari lensa obyektif kepreparat secara halus, tabung lensa
berfungsi sebagai tempat terjadinya proses pembesaran bayangan antara lensa
okuler dengan lensa obyektif, lengan mikroskop berfungsi untuk mengangkat atau
memindahkan mikroskop, revolver berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan lensa
obyektif, lensa obyektif berfungsi untuk memperbesar semu preparat yang diamati,
panggung berfungsi meletakkan kaca sediaan untuk mengatur cahaya yang masuk
pada lensa, penjepit berfungsi untuk menahan kaca sediaan (tempat preparat agar
tidak bergeser), kondensor berfungsi untuk memfokuskan cahaya agar tepat pada
benda yang diamati, diafragma berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang
datang dari bawah, cermin berfungsi menangkap sinar utama, sekrup lensa
kondensor berfungsi mengatur jarak dari diafragma ke lensa obyektif untuk
mendapatkan gambar yang baik, kaki / dasar berfungsi untuk tempat berdirinya
mikroskop. (Gabriel, 1996).
Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa
cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler
(dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran
yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut
gagang putar. Setiap lensa objektif dapat diputar ke tempat yang sesuai dengan
perbesaran yang diinginkan. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran
mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas
lensa okuler. Bayangan nyata tadi diperbesar oleh okuler untuk menghasilkan bayangan maya
yang kita lihat. Kebanyakkan mikroskop laboratorium dilengkapi dengan tiga
lensa objektif : lensa 16 mm, berkekuatan rendah (10 X); lensa 4 mm,
berkekuatan kering tinggi (40-45X); dan lensa celup minyak 1,8 mm (97-100X).
Objektif celup minyak memberikan perbesaran tertinggi dari ketiganya. Lensa
okuler terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat dengan mata. Lensa okuler
biasanya mempunyai perbesaran: 5X, 10X, 12,5X dan 15X. Lensa okuler terdiri
dari lensa plankonveks yaitu lensa kolektif dan
lensa mata (Volk dan Wheeler, 1988).
Perkembangan instrumen yang berkemampuan melebihi indra manusia
berjalanseiring kemajuan sains. Penemuan dan penelitian awal tenteng sel
menjadi maju berkat penciptaan mikroskop pada tahun 1590 dan peningkatan mutu alat tersebut selamatahun
1600-an. Dua
parameter penting dalam mikroskopi (teknik-teknik penggunaanmikroskop) adalah
perbesaran dan daya resolusi (atau resolusi saja) atau daya urai. Perbesaran
(magnification) adalah perbandingan ukuran citra objek dengan
ukuransebenarnya. Resolusi adalah ukuran kejelasan citra; yaitu
jarak minimum yang dapatmemisahkan dua titik sehingga masih bisa dibedakan
sebagai dua titik. Parameterterpenting ketiga adalah kontras, yang mempertajam perbedaan dalam bagian-bagiandari sampel
(Campbell, 2000).
II.
Metode Percobaan
2.1
Alat Dan Bahan
Adapun alat yang digunkan dalam percobaan ini diantaranya mikroskop
cahaya monokuler (satu), mikroskop cahaya binokuler (satu), kaca benda (satu),
kaca penutup (satu), pinset (satu), dan pipet tetes (satu).
2.2
Cara Kerja
Langkah pertama dalam percobaan ini adalah enyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan, kemudian mengamati mikroskop dengan bagian-bagiannya.
Setelah itu menggambar hasil pengamatan beserta keterangan yang terdapat dalam
mikroskop. Dan mengamati hasil pengamatan dengan seksama.
III.
Hasil Pengamatan
Sejarah ditemukannya mikroskop sejalan
dengan penelitian terhadap mikrobiologi. Yang memasuki masa keemasan saat
berhasil mengamati jasad renik. Pada tahun 1664 Robert Hooke, menggambarkan
struktur reproduksi dari moulds, tetapi orang pertama yang dapat melihat
mikroorganisme adalah seorang pembuat mikroskop amatir berkebangsaan Jerman
yaitu Antoni Van Leeuwenhoek (1632- 1723), menggunakan mikroskop dengan
konstruksi yang sederhana. Dengan mikroskop tersebut dia dapat melihat
organisme sekecil mikroorganisme (Kusnadi, 2003).
Mikroskop
yang biasa digunakan dalam laboratorium biologi adalah mikroskop monokuler
(latin : mono = satu, oculus = mata). Kebanyakan objek yang akan diamati dengan
menggunakan mikroskop monokuler ini harus memiliki ukuran yang kecil atau tipis
sehingga dapat ditembus cahaya. Bentuk dan susunan objek tersebut dapat
dibedakan karena beberapa bagian objek itu lebih banyak menyerap cahaya dari
pada bagian-bagian yang lain. Mikroskop membuat benda-benda kecil kelihatan
lebih besar dari pada wujud sebenarnya, hal ini disebut perbesaran. Mikroskop
juga dapat membuat kita melihat pola-pola terperinci yang tidak tampak oleh
mata telanjang, hal ini disebut penguraian (Goldsten, 2004).
Jenis-Jenis
Mikroskop :
Ada lima jenis mikroskop, yaitu mikroskop cahaya
(light microscope), mikroskop lapangan gelap (dark field microscope), mikroskop
fluoresen (fluorescence microscope), mikroskop fase kontras (contranst phase
microscope), mikroskop elektron (elektrone microscope).
1. Mikroskop
Cahaya (light microscope)
Memiliki dua jenis lensa yaitu obyektif dan okuler,
sistem kerjanya dibantu dengan cara pantulan cahaya yang menembus obyek yang
diamati dan mampu memperbesar bayangan obyek hingga 1000 X”. Mikroskop cahaya
merupakan mikroskop yang mempunyai bagian-bagian yang terdiri dari alat-alat
yang bersifat optik, berguna untuk mengamati benda-benda atau preparat yang
transparan. Variasi dari mikroskop cahaya ialah mikroskop ultraviolet. Karena
cahaya ultraviolet tak dapat dilihat oleh mata manusia, maka bayangan benda harus
direkam pada piringan peka cahaya.
2. Mikroskop
Lapangan Gelap
Mikroskop ini dilengkapi dengan suatu kondensor yang
memungkinkan tidak adanya intensitas cahaya yang kuat, sehingga
lapangan penglihatan kurang begitu terang (relatif gelap). Kegunaannya : untuk
melihat gerakan-gerakan bakteri khususnya Treponema pallidum. Treponema
pallidum memiliki gerakan yang khas, sehingga dapat dibedakan dari spesies
Treponema yang lain. Mikroskop jenis ini juga dapat digunakan pada hal-hal yang
berkaitan dengan rapid diagnosis dari penyakit kholera.
3. Mikroskop
Fluoresen (Fluorescence Microscope)
Mikroskop ini dilengkapi dengan UV light (sinar ultra
violet). Kegunaannya: untuk mendeteksi agen etiologik (Ag) atau respon imun
(Ab) pada spesimen penderita penyakit infeksi yang dicurigai. Mikroskop ini
dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau Antigen (seperti bakteri,
ricketsia, atau virus) dalam jaringan tubuh makhluk hidup.
4. Mikroskop
Fase Kontras (Contranst phase Microscope)
Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam
kadaan alami nya. Namun, fragma benda hidup yang mikroskopik (jaringan hewan
atau bakteri) dapat ditembus cahaya, sehingga masing-masing tincram tak
teramati. Kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop fase
kontras. Prinsip alat ini sangat rumit.
5. Mikroskop
Elektron
Adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan
peambesaran obyek sampai duajuta kali, yang menggunakan elektro statik dan
elektro maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta
memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari
pada mikroskop cahaya. Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak
energi dan radiasi elektro maknetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop
cahaya.
Macam –macam
mikroskop elektron:
Mikroskop
transmisi elektron (TEM)
Mikroskop
pemindai transmisi elektron (STEM)
Mikroskop
pemindai elektron
Mikroskop
pemindai lingkungan electron (ESEM)
Mikroskop
refleksi elektron (REM)
Mikroskop
Ultraviolet.
Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah
mikroskop ultraviolet. Karena cahaaya ultraviolet memiliki panjang gelombang
yang lebih pendek dari pada cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra
violet untuk pecahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat
daripada mikroskop biasa. Karena cahaya ultra violet tak dapat di;lihat oleh
nata manusia, bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya9photografi
Plate). Mikroskop ini menggunakan lensa kuasa, dan mikroskop ini terlalu rumit
serta mahal untuk dalam pekerjaan sehari-hari (Volk dan Wheeler, 1988).
Bagian-bagian
Mikroskop :
1. Lensa Obyektif,
Lensa ini berada dekat pada objek yang diamati atau lensa yang berhadapan
dengan obyek atau specimen. Berfungsi sebagai pembentuk bayangan pertama yang
mempunyai nilai apertura (daya pisah terhadap dua benda yang berdekatan sebagai
obyek yang terpisah). Yang dilihat lensa ini membentuk bayangan nyata,
terbalik, diperbesar. Dimana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan
perbesaran lensa objektif.Pembesaran obyektif adalah 4x, 10x, 40x dan 100x
(pembesaran oil immersi).
2. Lensa Okuler. lensa
okuler adalah lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk
membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif. Lensa yang
terletak diatas tabung dan terhubung dengan mata pengamat. Pembesaran okuler
antara 4 – 25 kali.
3. Kondensor, adalah
lensa yang berfungsi guna mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang
akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya
pisah maksimal. Merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan
cahaya yang masuk dalam mikroskop.
4. Tabung Mikroskop
(tubus). Tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa
objektif dengan lensa okuler.
5. Makrometer
(pengatur kasar). Makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop
secara cepat. Untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat.
6. Mikrometer
(pengatur lambat). Pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan
mikroskop secara lambat sehingga diperoleh bayangan benda yang tepat, dan
bentuknya lebih kecil daripada makrometer
7. Revolver (pemutar).
berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.
8. Reflektor. terdiri
dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini
berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang
yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan
ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka
menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
9. Diafragma.
Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
10. Kondensor,
kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar
dan dinaik turunkan.
11. Meja Mikroskop
(stage). Berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan diamati.
12. Penjepit kaca.
Penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah
bergeser.
13. Lengan Mikroskop.
Berfungsi berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop dan tempat menempel meja
benda.
14. Kaki Mikroskop,
berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
15. Sendi Inklinasi
(pengatur sudut). Berfungsi untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.
16. Cermin atau lampu
sumber cahaya. Pada mikroskop model lama terdapat cermin yang mempunyai 2 muka.
Muka yang satu berupa cermin cekung digunakan untuk memantulkan berkas cermin
cahaya yang tidak sejajar dan satunya berupa cermin datar digunakan untuk
memantulkan berkas sinar cahaya yang sejajar.
17. Filter, Filter
cahaya yang tersedia hanya filter biru. Filter yang lain hanya diperlukan untuk
fotomikrograf yang tidak akan diuraikan lagi (Mescher, 2010).
Pemeliharaan
Mikroskop :
1. Mikroskop harus selalu dalam
keadaan bersih dan bebas debu.
2. Jika selesai dipakai, lensa 10
X dan 40 X serta lensa okuler dibersihkan dengan tissue pembersih lensa.
3. Jika menggunakan lensa 100 X
(oil emersi) bersihkan dengan menggunakan xilol.
4. Jika tidak dipergunakan
mikroskop disimpan dalam lemari mikroskop dan ditutup dengan kain
5. Pada saat mengangkat mikroskop
hendaknya digunakan kedua tangan, satu tangan memegang lengan mikroskop dan
tangan yang lain untuk menyangga bagian dasar mikroskop.
6. Pada pemakaian mikroskop
dipilih posisi yang nyaman dan perlu dipertimbangkan faktor-faktor kemungkinan
terjadinya getaran, intensitas cahaya yang datang, ketinggian meja harus sesuai
dengan pekerja (Kusnada, 2003).
IV.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari percobaan bahwa mikroskop
terbagi menjadi dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:
1. Bagian optik, yang terdiri
dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler.
2. Bagian non-optik, yang
terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus
dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.
V.
Daftar Pustaka
Campbell.,
N.A. 2000. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Gabriel,
F.J. 1996. Fisika Kedokteran. Bali : Departemen Pendidikan Universitas
Udayana Bali.
Goldsten. 2004. Microscope. Jakarta :
Pustaka Wijaya.
Kusnadi.
2003. Biologi SMA. Bandung : Yudhistira
Kusnada.
2003. Mikrobiologi. Bandung : Jica.
Mescher,
Anthony L. 2010. Junqueira's Basic Histology Text and Atlas, Twelfth
Edition. Indiana : The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Pramesti., H.T.
2000. Mikroskop Dan Sel. Banjarbaru : FK UNLAM.
Purba., M.
1999. Kimia. Jakarta : Erlangga.
Volk dan Wheeler. 1984.
Mikrobiologi dasar. Jakarta : Erlangga.
Volk dan Wheeler. 1988.
Mikrobiologi dasar. Jakarta : Erlangga.
Winatasasmita,
D. 1986. Fisiologi Hewan Dan Tumbuhan. Jakarta : UI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar