LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PENGENALAN POLLEN TUBES

Nama : Nurillah Novia Hermaniawati
NIM : 1147020048
Semester/ Kelompok : II.B/ 1
Tanggal Praktikum : 05 Mei 2015
Tanggal Pengumpulan : 12 Mei 2015
Dosen : Drs. H. Momi Sahromi
Asisten : Rahmat Taufiq M.A., S.Si
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015
PENGENALAN POLLEN TUBES
I.
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Dalam praktikum ini bertujuan untuk melihat sel jantan yang ada
pada serbuk sari dari pengaweta dengan pembuatan preparat pollen tubes.
1.2
Dasar Teori
Mikroteknik atau teknik histologi ini akan dipelajari ilmu atau
seni untuk mempersiapkan organ, jaringan atau bagian yang lainnya untuk dapat
diamati dan dipelajari dengan lebih teliti. Pada umumnya untuk melihat jaringan
atau organ ini dilakukan dengan bantuan mikroskop, karena struktur jaringan
secara terperinci pada dasarnya terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata
telanjang. Suatu spesimen mikroteknik dapat merupakan sebagian ataupun
keseluruhan dari struktur yang ditetapkan. Selain diletakkan pada kaca
preparat, spesimen tadi umumnya dilindungi dengan kaca penutup, yaitu sepotong
kaca yang sangat tipis ataupun plastik yang tembus pandangan yang direkatkan di
atas spesimen (Sugiharto, 1989).
Mikroteknik merupakan ilmu yang mempelajari tenik pembuatan sediaan
secara mikroskopis. Dalam mikroteknik, sediaan yang dibuat berbahan dasar sel
atau jaringan. Sel atau jaringan yang digunakan yaitu sel hewan dan sel
tumbuham. Mikroteknik semakin berkembang dewasa ini. banyak metode yang
digunakan untuk pembuatan sediaan tergantung bahan yang akan digunakan. sel
hewan yang kebanyakan digunakan untuk pembuatan sediaan dengan metode smear
ataupun embedding dan sering kali pula dengan metode whole mount. Sedangkan sel
tumbuhan kebanyakan dibuat dengan menggunakan metode yang lebih ringan daripada
sel hewan karena struktur sel hewan dan sel tumbuhan yang berbeda (Santoso,
2002).
Kepala sari adalah
adalah bagian dari benang sari yang terletak pada ujung tangkai sari, merupakan
suatu badan yang bentuknya bermacam-macam : bulat, lonjong, jorong, bulat
telur, bangun kerinjal dan lain-lain. Didalamnya terdapat dua ruang sari
(theca). Tetapi pada dasarnya dapat pula hanya satu atau lebih ruang sari. Satu
ruang sari biasanya terdiri atas dua kantong sari (locullumenntum), tetapi
sekat yang memisahkan kedua kantong sari itu akhirnya menjadi satu ruang sari
saja (Tjitrosoepomo, 2001).
Butir pollen
adalah mikrosporaa tumbuhan berbiji yang mengandung mikrogametofit masak atau belum
masak. Serbuk sari atau pollen adalah alat reproduksi jantan yang terdapat pada
tumbuhan dan mempunyai fungsi yang sama dengan sperma sebagai alat reproduksi
jantan pada hewan. Serbuk sari berada dalam kepala sari (anthera) tepatnya
dalam kantung yang disebut ruang serbuk sari (theca). Setiap anthera rata-rata
memiliki dua ruang serbuk sari yang berukuran relatif besar (Septina, 2006).
Ruang
sari merupakan tempat terbentuknya serbuk sari atau tepung sari (pollen).
Setelah terjadinya persarian (serbuk sari jatuh pada kepala putik) maka, serbuk
sari itu akan tumbuh merupakan suatu buluh menuju ke bakal biji, hingga inti
sperma yang terdapat di dalam kandung lembaga. Peleburan inti sperma dengan sel
telur itulah yang dinamakan pembuahan. Serbuk sari merupakan badan yang amat
lembut, jika terpisah-pisah mudah sekali berterbangan karena tiupan
anginserta ada pula yang bergumpal-gumpal. Jika setiap gumpalan
terdiri atas 4 serbuk sari lazimnya dinamakan pollen tetrade, tetapi ada pula
yang tiap gumpalannya itu terdiri dari sejumlah besar serbuk sari yang disebut
pollinium seperti pada bunga anggrek. Butir pollen yang masak dikelilingi oleh
dinding sari pektuselulosa yang tipis yakni intin. Di luar intin terdapat
lapisan lain yang disebut eksin. Komponen utama eksin disebut sporopolenin.
Suatu substansi yang keras yang memberikan daya tahan yang hebat kepada butir
pollen. Sifat kimia dari sporopolenin belum jelas, namun telah dikemukakan
bahwa zat kimia itu polimer-polimer oksidatif dari karetenoid atau ester-ester
karetenoid. Eksin biasanya terdiri atas bagian luar yang terukir yang disebut
seksin dan bagian dalamnya disebut neksin. Neksin yang benar-benar menutupi
intin biasanya membentuk suatu lapisan yang tipis. Ukuran seksin diakibatkan
karena adanya tangkai-tangkai yang membesar tersusun radial disebut bakula
dimana kepalanya membesar. Bakula tersebut beragam ukurannya dan dapat terpisah
atau dalam kelompok-kelompok. Pada banyak genera kepala bakula melebur
membentuk tektum yang dapat pula dilubangi atau diukir dengan cara-cara yang
spesifik. Pembentukan dari kantung udara seperti yang terdapat pada pinus
akibat terpisahnya seksin dan neksin (Tjitrosoepomo, 2001).
Mounting atau penutupan ini merupakan langkah penting dalam
pembuatan preparat, dimana serbuk sari diambil dari dasar tabung centrifuge
kemudian diletakkan pada salah satu sisi object glass. Kemudian, di
masing-masing sisi dari serbuk sari yang diletakkan ini disusun empat potongan
kecil parafin. Selanjutnya di atas serbuk sari diletakkan potongan lembaran
gliserin jelli. Susunan tersebut perlu dipertimbangkan peletakannya agar dapat
dihasilkan preparat yang rapi dan proporsional. Setelah penyusunan gliserin
jelli, parafin, dan serbuk sari selesai, langkah berikutnya dalam mounting
adalah penutupan susunan tersebut dengan cover glass. Pemanasan ditujukan untuk
mencairkan parafin dan gliserin jelli agar dapat menutup serbuk sari, sehingga
dihasilkanlah preparat serbuk sari yang tahan dalam selang beberapa waktu
(Khasim, 2002).
II.
METODA PERCOBAAN
2.1
Alat Dan Bahan
No.
|
Alat
|
Jumlah
|
Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Mikroskop
|
1 buah
|
Bunga bakung (Lilium
sp)
|
1 buah
|
2.
|
Objec glass
|
1 buah
|
Albumin
|
1 buah
|
3.
|
Cover glass
|
1 buah
|
Alkohol 95%
|
3 tetes
|
4.
|
Pinset
|
1 buah
|
Alkohol 100%
|
3 tetes
|
5.
|
Pipet tetes
|
1 buah
|
Minyak cengkeh
|
2 tetes
|
6.
|
gelas kimia 50 ml
|
1 buah
|
Xylol
|
3 tetes
|
7.
|
|
|
Emtelan
|
3 tetes
|
2.2
Cara Kerja

![]() |
-
disiapkan
![]() |
|||
![]() |
-
diolesi
albumin
-
ditaburkan
pollen dari bunga
-
diamkan
dan simpan di tempat lembab
-
diamati
di mikroskop
-
ditetesi
alkohol 95%, diamkan
-
ditetesi
alkohol 100%, diamkan
-
ditetesi
minyak cengkeh, diamkan
-
ditetesi
xylol, diamkan
-
ditetesi
emtelan, tutup dengan cover glass
-
diberi
label
-
diamati
di bawah mikroskop
-
difoto

III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Hasil
Pengamatan
|
Literatur
|
||||||
![]()
Sumber : ( Dokumentasi pribadi, 2015)
|
![]()
![]()
![]() ![]() |
||||||
|
Sumber : (Foster & Gifford, 1974; Maheswari, 1950)
|
||||||
Keterangan :
1.
Konektivum
2.
Jaringan
sporegen
3.
Jaringan
epidermis
|
|
3.2 Pembahasan
Bunga adalah struktur reproduksi angiospermae. Pada sebagian besar
angiospermae, serangga dan hewan lain mengangkut serbuk sari dari satu bunga ke
organ kelamin betina pada bunga lain, yang membuat penyerbukan kurang acak dibandingkan
dengan penyerbukan yang bergantung pada angin pada gimnosperma. Bunga adalah
suatu tunas yang mampat dengan empat lingkaran daun termodifikasi; kelopak
(sepal), mahkota (petal), benang sari (stamen), dan putik (karpel). Buah adalah
ovarium yang sudah matang. Setelah biji berkembang selepas pembuahan, dinding
ovarium menebal. Berbagai modifikasi pada buah membantu menyebarkan biji.
Beberapa tumbuha berbunga, seperti dan delion dan mapel, memiliki biji pada
buah yang berbentuk seperti baling-baling, yang meningkatkan penyebaran biji
oleh angina. Namun demikian, sebagian besar angiospermae menggunakan hewan
untuk membawa biji. Beberapa tumbuhan angiospermae memiliki buah yang
dimodifikiasi sebagai duri yang menempel pada bulu hewan (atau pada pakaian
manusia) (Campbell, 2000).
Antera Lilium sp memiliki struktur yang kompleks.
Terdapat 4 lokuli yang berisi butir-butir serbuk sari. Pada dinding antera ini
terlihat ada 4 lapisan, yaitu:
a) epidermis, lapisan terluar yang selnya memipih, membentuk tonjolan
dan berserabut.
b) endotesium, susunan selnya tak teratur dan berserabut.
c) Lapisan tengah, terdiri dari 2 lapis sel yang pipih.
d) tapetum, inti selnya terlihat jelas dan sel-selnya banyak
mengandung plasma.
Butir-butir pollen tersimpan dalam lokulus dari antera dan dinding
pollen bertipe retikulata. Proses pembentukan dan pemasakan pollen disebut
mikrosporogenesis. Pollen merupakan mikrospoa dewasa yang telah lepas dari
tetrad. Punya 2 lapisan dinding yaitu ektin dan intin. Setelah masak pollen keluar
melalui stomium. Ovulum berada dalam ovarium dapat mengandung 1 atau lebih
ovulum. Ovulum terdiri atas nuselus yang mengelilingi oleh 1 atau 2 integumen
dan menempel pada plasenta dengan sebuah tangkai yang disebut funiculus. Integument
ovulum akan berkembang jadi kulit biji. Nuselus biasanya ada di bawah lapisan
paling luar pada ujung mikrofil yang disebut sel induk megaspore. Ovulum
berkembang dari plasenta ovarium. Di dalam ovulum terdapat kantong embrio yang
berisi yaitu satu ovum, dua sel sinergid, dua badan polar dan tiga sel
anti-poda. Seluruh permukaan dan bagian ovulum tertutup kutikula. Kutikula luar
menutupi funiculus dan integument luar sedangkan kutikula tengah terdapat
diantara integument dalam dan nuselus. Pada bagian ujung o vum terdapat celah
yang disebut mikrofil yang dibentuk oleh lapisan integume (Soeprapto, 1993).
IV.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pada serbuksari Lilium sp
terdapat butir-butir pollen yang tersimpan dalam lokulus dari antera dan dinding
pollen bertipe retikulata. Pollen merupakan mikrospoa dewasa yang telah lepas
dari tetrad. Pollen terdiri dari dua lapisan dinding yaitu ektin dan intin, dan
apabila setelah masak pollen keluar melalui stomium.
V.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, R.
2000. Biologi Edisi Kelima Jilid Dua. Jakarta : Erlangga.
Foster
& Gifford, 1974; Maheswari, 1950.
Khasim, M.
2002. Laporan Praktikum Mikroteknik. Yogyakarta : Fakultas
Pertanian UGM.
Santoso, H. B.
2002. Bahan Kuliah Teknik Laboratorium. Banjarbaru : Universitas
Lambung
Mangkurat.
Septina, S. 2006. Hubungan
Kekerabatan Beberapa Tanaman Murbei Morus sp. Berdasarkan Morfologi Pollen.
Bogor : Fakultas Pertanian, Insitus Pertanian Bogor.
Soeprapto.
1993. Budidaya secara Generatif. Jakarta : PT Gramedia.
Sugiharto. 1989. Mikroteknik. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat
Institut Pertanian
Bogor. Bogor : IPB.
Tjitrosoepomo, G.
2001. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press.
Harrah's Casino, Atlantic City - MapYRO
BalasHapusFind your way around the casino, find where 남원 출장안마 everything is located, and 제주도 출장샵 where everything is 태백 출장샵 located with Mapyro's helpful customer service 천안 출장마사지 team. 전라북도 출장샵
xo103 replica bags designer qu756
BalasHapus