Kamis, 28 Desember 2017

LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PENGENALAN POLLEN TUBES
http://www.uinsgd.ac.id/_multimedia/photo/20120718/20120718120007_logo-uin.png
Nama : Nurillah Novia Hermaniawati
NIM : 1147020048
Semester/ Kelompok : II.B/ 1
Tanggal Praktikum : 05 Mei 2015
Tanggal Pengumpulan : 12 Mei 2015
Dosen : Drs. H. Momi Sahromi
Asisten : Rahmat Taufiq M.A., S.Si




JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015

PENGENALAN POLLEN TUBES
I.     PENDAHULUAN
1.1    Tujuan
Dalam praktikum ini bertujuan untuk melihat sel jantan yang ada pada serbuk sari dari pengaweta dengan pembuatan preparat pollen tubes.
1.2              Dasar Teori
Mikroteknik atau teknik histologi ini akan dipelajari ilmu atau seni untuk mempersiapkan organ, jaringan atau bagian yang lainnya untuk dapat diamati dan dipelajari dengan lebih teliti. Pada umumnya untuk melihat jaringan atau organ ini dilakukan dengan bantuan mikroskop, karena struktur jaringan secara terperinci pada dasarnya terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Suatu spesimen mikroteknik dapat merupakan sebagian ataupun keseluruhan dari struktur yang ditetapkan. Selain diletakkan pada kaca preparat, spesimen tadi umumnya dilindungi dengan kaca penutup, yaitu sepotong kaca yang sangat tipis ataupun plastik yang tembus pandangan yang direkatkan di atas spesimen  (Sugiharto, 1989).
Mikroteknik merupakan ilmu yang mempelajari tenik pembuatan sediaan secara mikroskopis. Dalam mikroteknik, sediaan yang dibuat berbahan dasar sel atau jaringan. Sel atau jaringan yang digunakan yaitu sel hewan dan sel tumbuham. Mikroteknik semakin berkembang dewasa ini. banyak metode yang digunakan untuk pembuatan sediaan tergantung bahan yang akan digunakan. sel hewan yang kebanyakan digunakan untuk pembuatan sediaan dengan metode smear ataupun embedding dan sering kali pula dengan metode whole mount. Sedangkan sel tumbuhan kebanyakan dibuat dengan menggunakan metode yang lebih ringan daripada sel hewan karena struktur sel hewan dan sel tumbuhan yang berbeda (Santoso, 2002).
            Kepala sari adalah adalah bagian dari benang sari yang terletak pada ujung tangkai sari, merupakan suatu badan yang bentuknya bermacam-macam : bulat, lonjong, jorong, bulat telur, bangun kerinjal dan lain-lain. Didalamnya terdapat dua ruang sari (theca). Tetapi pada dasarnya dapat pula hanya satu atau lebih ruang sari. Satu ruang sari biasanya terdiri atas dua kantong sari (locullumenntum), tetapi sekat yang memisahkan kedua kantong sari itu akhirnya menjadi satu ruang sari saja (Tjitrosoepomo, 2001).
            Butir pollen adalah mikrosporaa tumbuhan berbiji yang mengandung mikrogametofit masak atau belum masak. Serbuk sari atau pollen adalah alat reproduksi jantan yang terdapat pada tumbuhan dan mempunyai fungsi yang sama dengan sperma sebagai alat reproduksi jantan pada hewan. Serbuk sari berada dalam kepala sari (anthera) tepatnya dalam kantung yang disebut ruang serbuk sari (theca). Setiap anthera rata-rata memiliki dua ruang serbuk sari yang berukuran relatif besar (Septina, 2006).
            Ruang sari merupakan tempat terbentuknya serbuk sari atau tepung sari (pollen). Setelah terjadinya persarian (serbuk sari jatuh pada kepala putik) maka, serbuk sari itu akan tumbuh merupakan suatu buluh menuju ke bakal biji, hingga inti sperma yang terdapat di dalam kandung lembaga. Peleburan inti sperma dengan sel telur itulah yang dinamakan pembuahan. Serbuk sari merupakan badan yang amat lembut, jika terpisah-pisah mudah sekali berterbangan karena tiupan anginserta ada pula yang bergumpal-gumpal. Jika setiap gumpalan terdiri atas 4 serbuk sari lazimnya dinamakan pollen tetrade, tetapi ada pula yang tiap gumpalannya itu terdiri dari sejumlah besar serbuk sari yang disebut pollinium seperti pada bunga anggrek. Butir pollen yang masak dikelilingi oleh dinding sari pektuselulosa yang tipis yakni intin. Di luar intin terdapat lapisan lain yang disebut eksin. Komponen utama eksin disebut sporopolenin. Suatu substansi yang keras yang memberikan daya tahan yang hebat kepada butir pollen. Sifat kimia dari sporopolenin belum jelas, namun telah dikemukakan bahwa zat kimia itu polimer-polimer oksidatif dari karetenoid atau ester-ester karetenoid. Eksin biasanya terdiri atas bagian luar yang terukir yang disebut seksin dan bagian dalamnya disebut neksin. Neksin yang benar-benar menutupi intin biasanya membentuk suatu lapisan yang tipis. Ukuran seksin diakibatkan karena adanya tangkai-tangkai yang membesar tersusun radial disebut bakula dimana kepalanya membesar. Bakula tersebut beragam ukurannya dan dapat terpisah atau dalam kelompok-kelompok. Pada banyak genera kepala bakula melebur membentuk tektum yang dapat pula dilubangi atau diukir dengan cara-cara yang spesifik. Pembentukan dari kantung udara seperti yang terdapat pada pinus akibat terpisahnya seksin dan neksin (Tjitrosoepomo, 2001).
Mounting atau penutupan ini merupakan langkah penting dalam pembuatan preparat, dimana serbuk sari diambil dari dasar tabung centrifuge kemudian diletakkan pada salah satu sisi object glass. Kemudian, di masing-masing sisi dari serbuk sari yang diletakkan ini disusun empat potongan kecil parafin. Selanjutnya di atas serbuk sari diletakkan potongan lembaran gliserin jelli. Susunan tersebut perlu dipertimbangkan peletakannya agar dapat dihasilkan preparat yang rapi dan proporsional. Setelah penyusunan gliserin jelli, parafin, dan serbuk sari selesai, langkah berikutnya dalam mounting adalah penutupan susunan tersebut dengan cover glass. Pemanasan ditujukan untuk mencairkan parafin dan gliserin jelli agar dapat menutup serbuk sari, sehingga dihasilkanlah preparat serbuk sari yang tahan dalam selang beberapa waktu (Khasim, 2002).




II.                METODA PERCOBAAN
2.1  Alat Dan Bahan
No.
Alat
Jumlah
Bahan
Jumlah
1.
Mikroskop
1 buah
Bunga bakung  (Lilium sp)
1 buah
2.
Objec glass
1 buah
Albumin
1 buah
3.
Cover glass
1 buah
Alkohol 95%
3 tetes
4.
Pinset
1 buah
Alkohol 100%
3 tetes
5.
Pipet tetes
1 buah
Minyak cengkeh
2 tetes
6.
gelas kimia 50 ml
1 buah
Xylol
3 tetes
7.


Emtelan
3 tetes














2.2    Rounded Rectangle: Alat dan bahanCara Kerja
 


-          disiapkan
Rounded Rectangle: Objec glass
 



-          diolesi albumin
-          ditaburkan pollen dari bunga
-          diamkan dan simpan di tempat lembab
-          diamati di mikroskop
-          ditetesi alkohol 95%, diamkan
-          ditetesi alkohol 100%, diamkan
-          ditetesi minyak cengkeh, diamkan
-          ditetesi xylol, diamkan
-          ditetesi emtelan, tutup dengan cover glass
-          diberi label
-          diamati di bawah mikroskop
-          difoto
Rounded Rectangle: Hasil 









III.             HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Literatur


Sumber : ( Dokumentasi pribadi, 2015)
2
 
3
 
1
 










Sumber : (Foster & Gifford, 1974; Maheswari, 1950)
Keterangan :
1.      Konektivum
2.      Jaringan sporegen
3.      Jaringan epidermis




3.2 Pembahasan
Bunga adalah struktur reproduksi angiospermae. Pada sebagian besar angiospermae, serangga dan hewan lain mengangkut serbuk sari dari satu bunga ke organ kelamin betina pada bunga lain, yang membuat penyerbukan kurang acak dibandingkan dengan penyerbukan yang bergantung pada angin pada gimnosperma. Bunga adalah suatu tunas yang mampat dengan empat lingkaran daun termodifikasi; kelopak (sepal), mahkota (petal), benang sari (stamen), dan putik (karpel). Buah adalah ovarium yang sudah matang. Setelah biji berkembang selepas pembuahan, dinding ovarium menebal. Berbagai modifikasi pada buah membantu menyebarkan biji. Beberapa tumbuha berbunga, seperti dan delion dan mapel, memiliki biji pada buah yang berbentuk seperti baling-baling, yang meningkatkan penyebaran biji oleh angina. Namun demikian, sebagian besar angiospermae menggunakan hewan untuk membawa biji. Beberapa tumbuhan angiospermae memiliki buah yang dimodifikiasi sebagai duri yang menempel pada bulu hewan (atau pada pakaian manusia) (Campbell, 2000).
Antera Lilium sp memiliki struktur yang kompleks. Terdapat 4 lokuli yang berisi butir-butir serbuk sari. Pada dinding antera ini terlihat ada 4 lapisan, yaitu:
a) epidermis, lapisan terluar yang selnya memipih, membentuk tonjolan dan berserabut.
b) endotesium, susunan selnya tak teratur dan berserabut.
c) Lapisan tengah, terdiri dari 2 lapis sel yang pipih.
d) tapetum, inti selnya terlihat jelas dan sel-selnya banyak mengandung plasma.
Butir-butir pollen tersimpan dalam lokulus dari antera dan dinding pollen bertipe retikulata. Proses pembentukan dan pemasakan pollen disebut mikrosporogenesis. Pollen merupakan mikrospoa dewasa yang telah lepas dari tetrad. Punya 2 lapisan dinding yaitu ektin dan intin. Setelah masak pollen keluar melalui stomium. Ovulum berada dalam ovarium dapat mengandung 1 atau lebih ovulum. Ovulum terdiri atas nuselus yang mengelilingi oleh 1 atau 2 integumen dan menempel pada plasenta dengan sebuah tangkai yang disebut funiculus. Integument ovulum akan berkembang jadi kulit biji. Nuselus biasanya ada di bawah lapisan paling luar pada ujung mikrofil yang disebut sel induk megaspore. Ovulum berkembang dari plasenta ovarium. Di dalam ovulum terdapat kantong embrio yang berisi yaitu satu ovum, dua sel sinergid, dua badan polar dan tiga sel anti-poda. Seluruh permukaan dan bagian ovulum tertutup kutikula. Kutikula luar menutupi funiculus dan integument luar sedangkan kutikula tengah terdapat diantara integument dalam dan nuselus. Pada bagian ujung o vum terdapat celah yang disebut mikrofil yang dibentuk oleh lapisan integume (Soeprapto, 1993).




IV.             KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pada serbuksari Lilium sp terdapat butir-butir pollen yang tersimpan dalam lokulus dari antera dan dinding pollen bertipe retikulata. Pollen merupakan mikrospoa dewasa yang telah lepas dari tetrad. Pollen terdiri dari dua lapisan dinding yaitu ektin dan intin, dan apabila setelah masak pollen keluar melalui stomium.

V.                DAFTAR PUSTAKA
Campbell, R. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid Dua. Jakarta : Erlangga.
Foster & Gifford, 1974; Maheswari, 1950.
Khasim, M. 2002. Laporan Praktikum Mikroteknik. Yogyakarta : Fakultas Pertanian UGM.
Santoso, H. B. 2002. Bahan Kuliah Teknik Laboratorium. Banjarbaru : Universitas Lambung
            Mangkurat.
Septina, S. 2006. Hubungan Kekerabatan Beberapa Tanaman Murbei Morus sp. Berdasarkan Morfologi Pollen. Bogor : Fakultas Pertanian, Insitus Pertanian Bogor.
Soeprapto. 1993. Budidaya secara Generatif. Jakarta : PT Gramedia.
Sugiharto. 1989. Mikroteknik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat           Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat Institut              Pertanian Bogor. Bogor : IPB.

Tjitrosoepomo, G. 2001. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press. 

2 komentar:

  1. Harrah's Casino, Atlantic City - MapYRO
    Find your way around the casino, find where 남원 출장안마 everything is located, and 제주도 출장샵 where everything is 태백 출장샵 located with Mapyro's helpful customer service 천안 출장마사지 team. 전라북도 출장샵

    BalasHapus