Rabu, 18 Februari 2015
pembahasan rekristalisasi
Nama
: Nurillah Novia Hermaniawati
NIM
: 1147020048
Pembahasan
:
Pada percobaan kali ini telah dilakukan proses rekristalisasi zat
padat pada asam benzoat dengan aseton. Proses pelarutan asam benzoat yang
berbentuk padatan berwarna putih sebanyak 0,2005 gram agar menjadi suatu
larutan digunakan suatu pelarut yang cocok yaitu 100 mL aseton yanh panas. Hal
ini ditunjukkan agar asam benzoat yang dilarutkan dapat melarut dengan
sempurna.
Asam benzoat yang digunakan dalam percobaan ini merupakan asam
benzoat yang belum murni atau masih kotor. Oleh karena itu, dilakukan pemurnian
terhadap asam benzoat tersebut agar terbebas dari zat pengotor. Asam benzoat
yang telah dilarutkan dalam aseton tersebut kemudian dipanaskan sampai
mendidih, kemudian dilakukan pendinginan dengan menggunakan es balok. Setelah
beberapa menit, karena belum terbentuk kristal maka larutan tersebut dipanaskan
kembali. Kemudian didinginkan kembali.
Setelah satu hari didinginkan dengan menggunakan es, pada percobaan
berhasil membentuk kristal yang bentuknya seperti kaca yang tipis mengendap di
bawah permukaan gelas kimia. Tetapi pada saat menentukan rendemen terjadi
kesalahan pada perhitungan dan pada saat kristal yang telah terbentuk akan
ditimbang tidak di bilas terlebih dahulu dengan aseton. Kemudian pada penentuan
titik leleh tidak dilakukan pengukuran titik leleh, sehingga tidak diperoleh
titik leleh atau tidak diketahui.
Perhitungan
:
Diketahui
: kertas timbang kosong = 0,3960 gram
Kertas timbang + kristal = 0,9466 gram
Jadi
berat kristal = 0,9466 – 0,3960
= 0,5506 gram
%
rendemen =
x 100%

=
x 100%

= 2,746 x 100%
= 274,6 %
definisi Tauhid
Definisi Tauhid
Kata “tauhid” di dalam bahasa Arab
berasal dari kata (wahhada – yuwahhidu – tauhidan), dan makna (wahhadasy
syai’a) yaitu menjadikan (sesuatu) satu-satunya, dan semuanya berasal dari kata
(wahidun) yang berarti satu atau tunggal.
Adapun menurut arti dalam syari’at
maka makna tauhid bila dimutlakkan maksudnya adalah menyendirikan/mengesakan
Allah dalam beribadah kepadanya. Adapun pengertian secara lebih luas lagi
adalah menyendirikan/mengesakan Allah dalam hal-hal yang merupakan kekhususan
bagi Allah, baik dalam hal rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya, maupun asma’
(nama-nama) dan sifat-sifat-Nya, dan tidak ada sekutu bagi Allah dala semua hal
tersebut.
Manusia
diciptakan untuk beribadah kepada Allah dengan satu-satunya yang diibadati.
Tidak ada yang berhak diibadati selain Allah. Karenanya satu-satunya dosa yang
tidak bisa diampuni adalah pelanggaran terhadap tauhid, yakni musyrik kepada
Allah. Karenanya pasti tidak ada satu perintah atau laranganpun dalam ajaran
Islam yang bisa terlepas atau terhindar dari tauhid, karena tauhid adalah inti dan esensi Islam.
Jantung hatinya Islam dan ruh kehidupan Islam yang hakiki.
Mengingat tauhid
sebagai kekuatan utama, mainstream ajaran Islam, maka apa sebenaranya
makna tauhid. Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy (1992:1) tauhid adalah ilmu yang
membicarakan tentang cara-cara mene-tapkan aqidah agama dengan menggunakan
dali-dalil yang meyakinkan, baik dalil naqli, ‘aqli dan wijdani
(perasaan halus). Pengertian ini lebih cenderung melihat tauhid sebagai ilmu
tauhid. Tauhid berasal dari kata wahada, yuwahidu, tauhidan, artinya
mengesakan Allah dalam beribadah. Tauhid
hadir ketika seorang hamba meyakini bahwa Allah
SWT adalah Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam Rububiyyah (ketuhanan),
Uluhiyah (ibadah), Asma` dan Sifat-Nya (nama dan sifat).
Tuhan merupakan inti pengalaman keagamaan. Pengenalan
tentang Tuhan perpusat pada pentauhidan-Nya. Pentauhidan kepada Tuhan hanya-lah
pada apa yang disebut Allah, yang tiadak ilah selain Allah, Yang Maha Suci dari
segala sifat-sifat kemahlukan. Tak ada yang bisa disetarakan, disemisalkan,
apalagi diserupakan dengan-Nya. Allah benar-benar tidak membutuhkan ruang dan
waktu. Dan jika ada yang meyakini sebuah konsepsi Tuhan membutuhkan kehadiran mahluk, maka itu pasti
sebuah keyakinan yang keliru.
Manusia secara hakiki dan esensi
tidak bisa melepaskan dirinya dari eksistensi Tuhan. Terlepas dari ada atau
tidak adanya kesadaran untuk mengakui kebenaran eksistensial itu. Karena diakui
atau ditolak Allah sudah diakui manusia sejak alam konsepsi melalui IKRAR
PRIMORDIAL, yakni ikrar yang dilakukan manusia sejak dalam alam konsepsi (QS.
Al-‘Araf [7]:172), ”Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan
anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terha-dap jiwa
mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?”, mereka menjawab,
“Betul, Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi”. Kami lakukan yang demikian itu
agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”.
Penerimaan kehadiran Allah dalam kehidupan manusia
tidak bisa diukur oleh kesadaran akal atau rasio manusia, apa pun kekuatan akal itu bekerja. Tetapi
akal menjadi prasyarat utama keimanan manusia kepada Allah. Kenapa akal menjadi
prasyarat utama keimanan? Jawabanya, karena iman kepada Allah merupakan tahapan
tertinggi dari kemampuan berpikir hati (QS. Al-Hajj [22]: 46). Tauhid tidak
bisa diukur oleh logika, tetapi tauhid merupakan pemahaman yang logis dan
bahkan bisa dibuktikan secara empiris. Puncak pemahamannya berada pada
spiritualitas berpikir ruhani, bukan berpikir akali. Sebab berpikir akal atau
logis sering kali membawa pada analisis yang berujung pada hadirnya sikap ragu.
Sedangkan keiman-an membutuhkan ketundukan total, ketaatan penuh dan penerimaan
tanpa ada peluang penolakan sedikitpun.
Penerimaan total atas tauhid sebagai
konsep abstrak membutuhkan pembuktian dan pembaktian yang nyata dalam bentuk
perilaku terukur, teramati dan terlihat secara nyata. Syari’at pasti terlahir
dari keniscayaan pembuktian konsep abstrak tauhid yang harus ternyatakan secara
aktual dan dibangun secara berkelanjutan, agar keyakinan tauhid tetap
terpelihara, utuh dan tidak tercemari virus-virus kemusyrikan. Syariat yang
benar pasti yang sesuai, koheren, dengan prinsip-prinsip tauhid. Kenapa? Sebab
syariat adalah tauhid, ia adalah aqidah. Satu jenis beda bentuk atau bahkan
satu jenis dan satu bentuk, yakni bentuk bundar dari Tauhid. Syari’at
dimak-sudkan untuk memberikan aturan, hukum dan tata cara pentauhidan ibadah
kepada Allah dalam bentuk yang aplikatif (perbuatan). Syari’at merupakan bentuk
lanjutan tatanan mewujudkan tauhid dan buahnya berupa Akhlak, yakni perbuatan
perwujudan dari nilai aqidah/tauhid yang dilatih dalam bentuk peribadatan syariah.
Jadi aqidah, syariah dan akhlak adalah saudara kembar tiga yang terlahir dari
induk yang sama yaitu Tauhid itu sendiri. Benang merahnya, darah merahnya,
energi listriknya tetap satu yakni peng-Esa-an Allah dalam segala bentuk dan
perbuatan-Nya.
Selasa, 17 Februari 2015
MODUL PENGENALAN MIKROSKOP
Praktikum
Pengenalan Mikroskop
A. Tujuan
Ø Untuk mengenali bagian – bagian
mikroskop
Ø Memahami Miroskop dan terampil dalam
menggunakan mikroskop
B. Pendahuluan
Mikroskop
adalah peralatan yang didesain untuk memperbesar gambaran objek atau specimen
yang berukuran kecil. Mikroskop membantu mikrobiologis dalam mempelajari dan
mendapatkan informasi tentang ciri-ciri organisme.
Mikroskop
pertama kali dikembangkan pada abad ke-16 yang menggunakan lensa sederhana
untuk mengatur cahaya biasa. Pertama kali perbesaran terbatas kira-kira 10 kali
dari ukuran objek sebenarnya. Setelah mengalami perbaikan akhirnya perbesaran
bisa mencapai 270 sampai 400 kali.
Penemu
sel dalam susunan organisme adalah bersamaan dengan munculnya pemakaian
mikroskop, yaitu Mikroskop Cahaya ( mikroskop yang sering digunakan dalam
biologi ), okuler baik yang berlensa tunggal atau dikenal dengan nama Mikroskop
Monokuler maupun yang berlensa ganda atau yang dikenal dengan nama Mikroskop
Binokuler. Sesungguhnya untuk meneliti sejarah pemakaian mikroskop dengan
perbaikan-perbaikan yang sangat sulit.
Dapat
dianggap bahwa penemuan alat-alat optik yang pertama adalah sudah merupakan
pangkal penemuan dari mikroskop. Penggunaan sifat-sifat optik suatu permukaan
yang melengkung sudah dilakukan oleh Euclid ( 3000SM ), Ptolemy ( 127-151 ),
dan oleh Alhazan pada awal abad ke-11, tetapi pemakaian praktis alat pembesaran
optik belum dilakukan. Baru pada abad ke-16, Leonardo da Vinci dan Maurolyco
mempergunakan lensa untuk melihat benda-benda yang kecil.
Kakak
beradik pembuat kaca mata bangsa Belanda yang bernama Zachary dan Francis
Jansen pada tahun 1590 menemukan pemakaian dua buah lensa cembung dalam sebuah
tabung. Penemuan ini dianggap sebagai prototip dari mikroskop. Tahun 1610
Galileo dengan kombinasi beberapa lensa yang dipasang dalam sebuah tabung timah
untuk pertama kalinya berhasil digunakan sebagai sebuah mikroskop sederhana.
Tahun
1632-1723, Anthony van Lauwenhoek dapat membuat lensa-lensa dengan perbesaran
yang memuaskan untuk melihat benda-benda yan kecil. Walaupun demikian terdapat
keterbatasan kemampuan sebuah mikroskop dalam daya urainya. Dari keterbatasan
daya urai sebuah mikroskop, apabila dianalisis dengan menggunakan rumus Abbe,
ternyata tidak terlalu dipengaruhi oleh lensa mikroskop, melainkan dipengaruhi
oleh panjang gelombang cahaya yang dipakai. Pada awal abad ke-17 telah
ditemukan mikroskop dengan bentuk lensa tunggal. Cara menggunakan mikroskop ini
adalah dengan meletakkan objek yang diperiksa pada ujung jarum dan sisi lain
lensa dibawa kedekat mata. Dengan menekan atau mengendorkan jarum didepan
lensa, maka akan diperoleh titik fokusnya.
Setelah
kemajuan dalam bidang teknologi maka bermuncullanlah berbagai tipe mikroskop
modern. Mikroskop modern meliputi mikroskop cahaya, mikroskop ultraviolet, mikroskop
fluerense, mikroskop elektron, dan mikroskop akustik.
C. Alat dan Bahan
Ø Mikroskop cahaya monokuler
Ø Mikroskop Binokuler
Ø Kaca benda
Ø kaca penutup
Ø pinset
Ø pipet tetes
D. Cara Kerja
Cara kerja dalam
pengenalan mikroskop adalah sebagai berikut :
Ø Menyiapkan alat dan bahan
Ø Mengamati mikroskop lengkap dengan
bagian-bagiannya,
Ø Menggambar mikroskop dan memberi
keterangan,
Ø Mengamati hasil pengamatan.
E. Tabel
Pengamatan dan Pembahasan
Tabel
1.Tabel pengamatan Mikroskop
1
|
Jenis Mikroskop
|
Keterangan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
F. Laporan
Buatlah laporan pengamatan dari materi hasil praktikum yang
meliputi: Tujuan, tinjauan pustaka, cara/metode, hasil pengamatan, pembahasan,
kesimpulan dan daftar pustaka yang digunakan.
Senin, 16 Februari 2015
"Senyum = melihat kata itu terlihat bahagia, mendengar raga itu baik-baik saja :)
Tak ada kebohongan dalam wajah ini
Selalu itu yang hadir
Dimana terpisah jauh raga ini
Terdiam sepi...
Seperti membisunya jiwa dan isyarat-isyarat ini.
Malu, akankah hadirnya tiba ?
Dengan raut itu,
Raut yang sama seperti yang ku kenal, dulu.
Selama ini
15 Februari 2015
Tak ada kebohongan dalam wajah ini
Selalu itu yang hadir
Dimana terpisah jauh raga ini
Terdiam sepi...
Seperti membisunya jiwa dan isyarat-isyarat ini.
Malu, akankah hadirnya tiba ?
Dengan raut itu,
Raut yang sama seperti yang ku kenal, dulu.
Selama ini
15 Februari 2015
Rabu, 26 November 2014
"Aku ingin menulis, menyusun setiap kata yang terangkai dalam pikiran.
Manghayalkan setiap keinginan itu akan terwujud dengan pasti.
Faktanya, diri hanya di sibukkan dengan aktivitas keras,
mengajarkan diri untuk tidak bermanja-manja.
Memaksakan otak untuk terus bekerja.
dan tak jarang otak hanya merespon untuk termenung, memikirkan "kapan aku menulis ?"
"kapan aku terbebas dari duniaku yang membuat hati ini dalam kegelapan ?"
"kapan aku dapat berlari seperti angin tanpa melihat lelah ini ?"
"kapan itu terjadi ?"
Jangan Sepelekan Harapan
Manusia hidup dan berjuang karena punya harapan.
Harapan ibarat sebuah roda penggiat yang membuat manusia mau menjalani hidup dengan penuh semangat.
Sepahit apapun hidup yang dijalani, meski dari sejak kecil sekalipun.
Pasti ada harap untuk kehidupan yang lebih baik suatu saat nanti. Segelap apapun masa lalu yang dijalani, tak akan pernah ada rasa putus asa selama ada harap akan terbitnya mentari.
Sepanjang apapun kemarau yang melanda, selalu ada semangat menanti hujan yang memberi kesejukan di tengah gersangnya alam.
Itulah yang disebut harapan.
Harapan ibarat sebuah roda penggiat yang membuat manusia mau menjalani hidup dengan penuh semangat.
Sepahit apapun hidup yang dijalani, meski dari sejak kecil sekalipun.
Pasti ada harap untuk kehidupan yang lebih baik suatu saat nanti. Segelap apapun masa lalu yang dijalani, tak akan pernah ada rasa putus asa selama ada harap akan terbitnya mentari.
Sepanjang apapun kemarau yang melanda, selalu ada semangat menanti hujan yang memberi kesejukan di tengah gersangnya alam.
Itulah yang disebut harapan.
Karena itu, jangan pernah sepelekan harapan yang ada di hatimu. Pupuklah dan terus rawat harapanmu, agar hidup yang kau jalani lebih termotivasi.
Jangan pernah pula kamu sepelekan harapan orang lain yang kamu dengar.
Karena dengan harapan orang hidup lebih bernyawa.
Dengan harapan pula seseorang merasa hidupnya bermakna.
Jangan pernah pula kamu sepelekan harapan orang lain yang kamu dengar.
Karena dengan harapan orang hidup lebih bernyawa.
Dengan harapan pula seseorang merasa hidupnya bermakna.
By : Setia Furqan Kholid
Langganan:
Postingan (Atom)